About Me

My photo
Munich, München, Germany
Logical Development in Indonesia, Original Ideas, Rules, Politics, Science and Landscapes Architectures Technology with Philosophy Approaches

Thursday, 31 May 2018

Love 💕 You





Love you 

to say that the language of love
need arrangement who have
not understanding measure
not of words unable to concentrate
but of interpretations hidden in the visible
and not readable
by our eyes

Love is always patient and kind
Love is never jealous too
Love is not boastful or conceited, it is
Never rude and never seeks its own advantage, it does not take offense
Or not store up grievances..

Love does not rejoice at wrong doing
But finds its joy in the truth.
It is always ready to make allowances,
To trust, with love
To hope, be patience 
To endure
Whatever  and however comes

( Nahdia El Lathief, Germany 🇩🇪 2014 )

Rindu Yang Tersimpan



By Nahdia El

Karena aku takmau memandang cinta ketika melihat politik
Maka tak pernah sedikitpun kutanyakan apakah sudah engkau membalas kesetiaanku
Karena aku telah melihat cinta itu universal, maka aku tak mau cemburu dan menganggapmu manusia yg tak miliki pilihan

Seperti dalam sajak
Aku tak pernah berubah jadi saya
Sayang tak pernah mati ketimbang cinta

Karena aku dalam menghayatimu
Maka kusimpan rindu itu buat esok
Dan esok buat lusa

Seperti dalam gelombang
Riuh buih putih memisahkan ombak
Rinduku tersimpan
Dan engkau masih saja mempertanyakan
Satu itu harus buat satu
Bukan relatif satu

Mana mungkin aku bisa menjadi satu
Kalau rasaku banyak
Ada sedih, senang, luka, gembira
Kita ini hanya berpura pura setia
Kemudian menunjukkan paling sempurna

Aku tidak

Aku seperti hidup
Hidup tak seperti aku
Biar kusimpan binal
Kulepas kapal
Agar para pelaut bisa pulang
Menemui rumahnya

Bila sudah tidak ragu
Rindumu kusimpan buat besok

Saturday, 26 May 2018

Sendiri


By. Nahdia El

Duniaku sepi
Warna tubuhku biru
Hatiku berhenti
Tak ada pemujaan
Tak perlu kerinduan

Jalanku lurus
Tak lagi mendaki
Mataku kupejamkan
Tak liar tak gentar

Karna dipilih sendiri
Makan sendiri
Hidup sendiri
Sedih sendiri
Tertawa sendiri
Sepi sendiri
Mati sendiri
Cinta sendiri
Sendiri itu pasti
Tak butuh 

Tak dikasihani

Wednesday, 16 May 2018

Mustofa


Mustofa, tolong zikirkan kami
Mustofa, tolong bawalah pemusik ini pergi
Mereka melagukan nyanyian permusuhan setiap hari
Mustofa, tolong doakan kami
Anak pendosa dan yg tak mengerti berterimakasih ini
Mustofa, tolong lumpuhkan kami dari kesombongan
usia Negerimu sudah semakin tua
Namun hati tak bersukma
Mustofa, Mengapa tak ada orang yg menuntun kami
Mengajariku bagaimana memeluk musuh
Mustofa, Aku tak mampu Mengikutimu,
mendengarkanmu namun setelah itu Aku menikammu
Negeri ini sungguh telah terbelah
Warnanya pekat dan musuhnya tak sama
Warna gelap cahayanya gelap
Dan warna terang tapi tanpa cahaya
Padahal cahaya dan kegelapan bagean dari manusia  
Mustofa adalah, lelaki yg dengan setia mencintai istri
mustofa adalah wajah yg sangat sempurna dalam diam
Ketika ku merasa begitu sangat cemburu sebagai pencari makna
Mustofa takpernah memperlihatkan guratan kepandaian yg bisa di jual seperti yg lainnya
Ataupun mengambil kesempatan buat kemahsyuran
Mustofa aku mengikutimu, mengikuti langkahmu setiap waktu
Kakek namun energinya akupun kalah
Bahkan dalam ilmu bathiniah
Akupun tak ada apa apa
Apalagi ilmu cinta dan kesetiaan
Ketika aku merasa bhwa ilmuku berguna
Aku malu membaca wajahmu
Ketika aku merasa paling suci
Aku malu melihat cahaya hatimu
Ketika aku merasa paling setia
Aku kalah bersaing denganmu,
oh mustofa   Engkau guru yg tak pernah kutemui
MemelukMU, dg hati penuh rindu Disanalah Musthofa ,
ingin kutitipkan cinta Putih, tenang dan bercahaya
MemandangMU musthofa dari jauh Lautan rindu lautan cinta
Dari negeri yg membuatku merana
Aku ingin pulang segera MenemuiMU
Belajar tentang Hidup denganmu,
berdiri disemua sisi Dan arah mata angin
Meski, Tetap ada bumi yg rela dipijak setiap hari
Namun, Musthofa Tak pernah melukai siapa saja
Mustofa,  Absyir Binailil Muna Nuurul Jamaali Badaa  Min Wajhi  asy Syamsil Hudaa
 ( germany, 15/05/2018 )

Friday, 4 May 2018

Puisi untuk kamal fata

Dan Sayapku yang Sebagean *

By Nahdia El

Walau engkau tertidur saat orang berame rame memukul kentongan
Tidurmu adalah istirahat yang paling sunyi
Sengaja aku memasung dua kakiku ditiang gantungan
Siapatau Engkau datang malam ini mengirimkan pesan terakir sebelum ku mati

halus hatimu
hening rinduku

___ Malam

Dipuncak  langit dimana sayap
Kau terbangkan
Dengan luka yg patah sebagean
Dan beratnya atas rindu  pertemuan
pada Bahasa yang tak setiap melata menggunakan

Engkau terus menghilang
begitu cepat
Ribuan pelayat menguntitmu
Aku tertunduk memunguti ingatan
Wajah manismu, saat  cinta menghasilkan ketertundukan
tegar suaramu,
Meski disekelilingmu orang orang menggilir ludah
Mencaci kekalahan

____ Sudah

Kini aku tak mau bicarakan kebenaran
Kebenaran apapun  sudah lama ditinggalkan
Ketika
Geladak  ditambatkan
Pada sebuah kayu tua
Zaman sudah Menggilir usia,
Siapapun
Akan diterpa oleh keraguan
Seperti laut,  ombaknya tak pernah melabuhkan kapal
Kebenaran, kebaikan sebatas kalimat yg diperebutkan

____ Hilang

sayapku yg hanya tinggal sebagean
Merusak keseimbanganku
Untuk
Membaca rindu

___ di Hatimu

cc. Kamal Fata
      Farhani El'arofah
      El Jabar

(* nahdia El Lathief alias Hasti Nahdiana, penulis, pengajar, Architect dan Penyair yg pernah menulis dan dibukukan bersama WS Rendra dan NH dini dalam anthology puisi berjudul inilah saatnya, diterbitin oleh penerbit pustaka ilmu )

Wednesday, 28 March 2018

LIMBUNG



Menangislah dalam perihnya ibu melahirkan
Ayah adalah kerinduan
Rinduku padanya tak henti henti
Rindu tiada terperi
Terasa sebentar saja hidup dalam masa
Allah...
Aku limbung
Tiada berdaya

Air mata manusia bisa jadi penanda
Menetes deras
Kehidupan itu berjalan
Kasih itu hilang
Dan tak kutemukan yang sama
Setelah sekian lama berjalan

Luluh lantak
Hancur berserak

Kalau tiba waktuku
Aku mau menunggu
Engkau
Mengambilku

Thursday, 15 March 2018

PUISI KESEDIHAN



Seribu tahun aku tak lagi berpuisi
Kuputuskan turun dari semeru
Puncak pertapaan diam
Aku menyentuh kalian
Karena kalian sudah tidak mampu menjaga kemerdekaan

Kalau kalian tetap memilih bodoh
Dengan berkata kata
Kalau kalian sudah tidak kupercaya
Maka besok akan kugotong mayat penyair

Penyair, sastrawan, seniman, budayawan
Mari berkumpul di dadaku
Politisi, rakyat, pejabat sudah berseteru
Bibirnya penuh asap kemenyan
Anak anaknya bernafas dengan bau amis ikan

Seribu tahun sudah kuhentikan bahasa rayuan
Namun kalian melahirkan bahasa baru untuk mengabdi syaitan
Tidak kah engkau melihat :
Bumi yg hijau ini merana dipangkuan?

( Puisi buat kebangkitan 2016 )

Friday, 29 December 2017

MUSTHOFA 1

Musthofa 1 ( sajak buat Ahmad Mustofa Bisri )

By. Nahdia El

MemelukMU, dg hati penuh rindu
Disanalah Musthofa , ingin kutitipkan cinta
Putih, tenang dan bercahaya
MemandangMU musthofa
dari jauh
Lautan rindu lautan cinta
Dari negeri yg membuatku merana
Aku ingin pulang segera
MenemuiMU
Dan menanammu benih
Di hatimu
Musthofa sudah kuzikiri setiap hari
Andai KAU tau itu
Hidup berdiri disemua sisi
Dan arah mata angin
Itu tidak mudah
Tetap ada bumi yg rela dipijak setiap hari
Namun,
Musthofa
Rinduku kadung bergelora
SuaraMU tak surut
Memanggil manggil namaku
Bila kupeluk ENGKAU nanti
Dipelabuhan antar zaman
Kuciumi ENGKAU sebelum pagi
Sebelum rentetan kecemburuan tiba

Saturday, 9 December 2017

AL QUDS


By. Nahdia El

Cintaku di kota kudus
Adalah cinta yang pernah kau tinggal sendirian
Bersama darah, aku KAU SALIB
Untuk menyelamatkan umatku
Untuk mengembalikan cinta

Cintaku dikota Palestina, seperti menggema
Bersanding dengan para suhada cinta
Mengobarkan panji panji dan bendera

Andai saja bayi mungil dan anak kecil yang baru saja kau bunuh tadi sore
bisa meminta dihidupkan kembali
Mungkin dia hanya ingin kota nya dibiarkan merdeka
Dimiliki semua umat manusia
tanpa diperebutkan lagi
Tanpa berdarah darah lagi

Namun kitab suci
Sudah menuliskan
Hari akir akan datang segera
Ditaman quds akan tumbuh lebih banyak lagi rumput liar

Cintaku di kota yaman
digempur dua dajjal yang banyak diikuti oleh orang suci di negeriku
Meminum darah saudaranya
Teringat aku umat saleh
Pemberani
Umar khadafi

Tuesday, 31 October 2017

SEPERTI MALAM TANPA BINTANG



Nahdia El. Lathief

Engkau adalah melata yang berkerumun dalam cahaya
Suaranya berisik memecah malam
Membangunkan orang sholeh yang sedang tidur
Lupa dari zikirnya

Engkau adalah penyair tanpa puisi cinta
Kesedihanmu kau pendam laksana panas terik menunggu hujan
Kerinduanmu tak pernah ditujukan pada satu perempuan
Seperti malam tanpa bintang

Gelap sulit ku eja
Jalan gelap tanpa cahaya
Begitulah cintaku kepadamu
Cinta yang diwujudkan hanya dengan ritual
Seperti tidur yang menanti fajar

Bila nanti,
Aku berubah memaknai ini
Aku mau
Aku melupakanmu
Aku mau
Bumi yang memelukku
Dan langit yang menyediakan tempat
Rahasia tentang :

BANYAKNYA MIMPIKU

Wednesday, 25 October 2017

NEGERI POLITIK

Oleh : 
Nahdia El

Kekuasaan kita dibangun oleh politik
Kesetiaan kita diikat oleh politik
Keadilan kita tak merata oleh politik
Kebijakan kita dipijak berdasarkan politik
Agama kita agama politik
Cinta dan birahi kita subur oleh politik
Hak azazi manusia disandarkan oleh kebutuhan politik
Status kita bicara soal politik

Bacaan buku kita buku buku politik
Kyai kita bicara soal politik
Poligami jadi trend karena politik
Istri istri kita menjerit karena politik
Perkawinan kita adalah perkawinan politik
Anak anak kita tumbuh oleh politik
Teman teman kita adalah teman teman politik

Pilihan dan kebebasan kita di tentukan oleh politik
Pemberantasan korupsi di negara kita di tujukan untuk politik
Undang undang kita semuanya untuk kelancaran politik
Pertemanan dan persahabatan hancur dipicu oleh persaingan politik

Puisi puisi kita  adalah puisi puisi politik
Pikiran kita adalah politik
Reformasi kita kemungkinan besar reformasi yang hanya bertujuan untuk politik
Kesejahteraan kita bagean dari manipulasi politik
Penjara penjara di negeri kita penuh karena kejahatan politik

Dimanakah politik berpihak?

Harga naik karena politik
Gaji naik karena politik
Rakyat susah karena politik
Mahasiwa dipenjara karena politik
Undang undang ormas dan ITE lahir karena politik
Kemerdekaan dan demokrasi diberangus untuk kekuasaan politik

dituduh provokasi karena politik
dituduh makar karena politik
dituduh rasis karena politik
dituduh melecehkan agama karena politik

Masihkah kau dewakan politik?

Negara hancur karena politik
Orang bercerai karena beda pilihan politik
Harta habis karena politik
Kita jarang tidur karna ngopi politik
Uang negara habis hanya buat anggaran politik

Politik dan politik, namun tak ada orang yang memahami apa sebenarnya tujuan politik





Wednesday, 20 September 2017

SCIENCE

By. Nahdia El Lathief

Kujelaskan padamu apa itu laki laki
Laki laki adalah yang pada ahirnya tidak pernah bertemu
Seperti kelinci merah yg melompat lompat
Laki laki itu senja kelana
Mereka membawamu hingga waktu bingung menentukan arahnya
Mereka juga membawamu hingga ke ujung senja
Kapan warna yg indah dipilih sampai matahari bisa melintasi  sebuah zona

Kujelaskan sebentar saja pada cinta yg tersembunyi oleh pengetahuan
Laki laki adalah cemburu tanpa kesabaran
Seperti ditikam pisau namun dia malah  menunjukkan senyum
Seperti berdansa denganmu namun dia malah menunggui musik berhenti tiba tiba

Seperti juga pengetahuan :
Bersabarlah menahan kesimpulan
Mendengar dan membacalah sebanyak perbedaan dan buih yang menghampirimu
Kemudian percayakan pada nuranimu
Menuntun qolbumu dan membuka jalannya sendiri
Tak perlu takut, dunia tak butuh dirimu memiliki dukungan
Atas kebodohan dan kepalsuan

Laki laki adalah pengetahuan
Perempuanlah manusianya
Bila lelaki sedang mendiamkan suara berisik dihatimu
Dengan mulut yg terkunci tanpa mengenalmu
Sebenarnya dia sedang memperhatikan masa, bukan menjauhimu
Dan sebenarnya dia tidak menyadari :
Kapan dan dengan siapa yang memang pantas kita  tangguhkan
Bila kemudian dia membuka matanya tiba tiba :
Buat menghitung besarnya kemampuanmu
Maka percayalah
Dia benar benar sedang menghitung lagi pilihan
Kapan waktunya akan menghilang

Laki laki adalah pengetahuan
Dan perempuan adalah manusianya
Sulit memahami laki laki
Kecuali membacanya
Dan mendiamkan begitu saja
Sampai kebenaran hakiki itu
Tiba
Dan Tuhan sudah menghendaki terbuka

Saturday, 12 August 2017

Happy your Easter Holiday



When your eyes
 looks the sky
 my heart left on the aisle ways
 when the rain turn our lines
 you can see flowers grew up and looking the rails
                         
old and dark
could and crags
                         
The Easter day climb on the story
 I do not have a destiny
 I climb after rainy
and your face attached to easy
                                         
I climb of the wall because human was highly
the raise should be looking at the sky
the raise of straight in my eyes to up seem destiny
                           
on the destiny
or story
so not easy to understand
To little my foot
and stride the root

                 
( Cologne Germany, April 2014)


Tuhan Kepada Siapa Rakyatku Berlindung

Tuhan Kepada Siapa Rakyatku Berlindung

By. Nahdia El

Tuhan kepada siapa rakyatku berlindung
Di negeri yang tak memiliki cinta
Di negeri yang hilang rasa dan kemanusiaan
Di negeri yang dihargai murah nyawa manusia
Di negeri dimana lidah menari nari menipu akal dan nurani

Tuhan Kepada Siapa Rakyatku menuntut
Di rumah rumah hantu pemakan mayat
Di kepala kepala politisi berkorporasi
Di wajah wajah koruptor pemenggal kepala
Di istana istana yang melahirkan anak anak raja yang lalim
Di kamar kamar mesum yang melahirkan anak anak negeri

Tuhan Kepada siapa rakyatku menyimpan rasa takut
Takut suatu hari kelaparan bukan lagi ancaman
Takut suatu hari nyawa melayang karena menulis puisi
Takut suatu hari keadilan dan kebenaran tak musti disuarakan
Takut koruptor negeri ini menguasai nyawa kami

Tuhan
Tuhan
Tuhan

Kusebut engkau, karena tak ada lagi yang tersisa

Tuesday, 8 August 2017

Marah

M a r a h

By. Nahdia El Lathief

Orang yg marah itu mengubah istiqomah
Marahlah kemudian ketika harga diri negaramu karam
Orang yg mencintai dia menundukkan marah dan dengki
Namun buat apa mencintai negeri kalau engkau marah marah setiap hari

Pecinta itu juga pemarah seperti kamu
Namun marahnya pada para pembenci

Marah
Adalah bagean paling rendah dari nafsu
Yg tidak dikelola
Namun bila engkau kelola dg baik
Dan jujur
Marahmu bisa mengguncang dunia
Menciptakan energi, kritis dan pemberani

Tapi,
Marah
Apabila kau ungkapkan dengan bahasa yg hina
Memaki maki
Ada bagean dari dirimu nanti yang akan terbuka
Sama hinanya ketika engkau menelanjangi diri

Bila kamu sedang marah,
Itu pertanda engkau sedang memperhatikan sesuatu
Yaitu Mencinta dg kebencian
Terus bagaimana
Cinta kok dg kebencian
Cinta itu jujur
Jujur itu cinta
Jadi bila engkau memilih cinta dari kejujuran
Engkau tak perlu ragu menjadi sedikit saja marahnya
Bukan membenci

Musthofa Bisri

Sajak Buat #MustofaBisri

By. Nahdia El Lathief

Aku melihat lelaki yg dengan setia mencintai istri
Adalah engkau
Dan aku melihat wajah yg sangat sempurna dalam diam
Ketika ku merasa begitu sangat cemburu sebagai pencari makna
Engkau tak melihatnya guratan kepandaian yg bisa kau jual
Ataupun mengambil kesempatan buat kemahsyuran
Aku mengikutimu, mengikuti langkahmu guru
Kakek namun energinya akupun kalah
Bahkan dalam ilmu bathiniah
Akupun tak ada apa apa
Apalagi ilmu cinta dan kesetiaan

Ketika aku merasa bhwa ilmuku berguna
Aku malu membaca wajahmu
Ketika aku merasa paling suci
Aku malu meliha cahaya hatimu
Ketika aku merasa paling setia
Aku kalah bersaing denganmu

Mustofa Bisri
Engkau guru yg tak pernah kutemui
Sampai kini

PULANG

PULANG

by. Nahdia El Lathief

Memelukmu, dg hati penuh rindu
Disanalah negeriku, ingin kutitipkan cinta
Putih, tenang dan bersinar
Memandangmu dari jauh
Dari negeri yg membuatku merana
Aku ingin pulang segera
Dan menanammu benih
Di hatimu
Engkau  sudah kuzikiri setiap hari
Andai kau tau itu
Hidup berdiri disemua posisi
Dan arah mata angin
Itu tidak mudah
Tetap ada bumi yg rela dipijak
Namun,
Rinduku kadung bergelora
Suaramu tak surut
Memanggil manggil namaku
Bila kupeluk engkau nanti
Dipelabuhan antar zaman
Kucium engkau sebelum pagi
Sebelum rentetan kecemburuan tiba

November, 6 2016

SEBENARNYA

Sebenarnya

By. Nahdia El

Sebenarnya aku dan kamu sama
Aku menari disisi kanan engkau mencaci disisi kiri
Engkau menyebut paling benar aku menyebutmu dungu bak kerbau
Aku berpikir sedikit mandiri kamu itikiwir kadung jatuh hati
Sebenarnya kamu dan aku sama sama bodohnya
Terperangkap emosi yg bergolak sendiri
Pertarungan semu
Pertarungan jemari
Diruang ruang semu

Sang maha kuasa membuat kita berseteru
Sang pemilik negeri suka kita bertarung
Saling memaki
Dan anehnya engkau mengikuti aliran darah yg terlanjur kau dewakan sendiri
Hidupmu bak kotak segi empat
Dan balok balok keberpihakan

Sebenarnya aku dan kamu ini sama goblognya
Melihat tulisan beranda orang bagean dari permusuhan
Bukannya membuka beranda orang karena mungkin saja
Dalam pikiran kerdil kita nan terbatas, mungkin ada pikiran kecil yg bisa menjadi pelajaran

Sebenarnya kita ini sudah tua
Kalau tidak siap bertarung kata kata
Dan mengambil kebijaksanaan
Mendingan kamu tutup ponselmu
Dan hiduplah dengan dunia nyata

Karena tempat ini
Mengajari kita
Tentang apa arti mendengarkan
Pikiran paling terkecil dari bisikan kalbumu
Berteman dg perbedaan
Dan semakin kuatnya persaingan

Ya Robbi sholli

Nasabun tahsibul ‘ulâ bihulâh
qalladathâ nujûmahal jawza-u
Habbadza iqdu sudadiw wa fakhari
Anta fihil yatimatul asmâu 
Ya Rabbi shalli ‘alâ Muhammad
Ya Rabbi shalli ‘alaihi wa sallim
Ya Rabbi balligh-hul wasîlah
Ya Rabbi khush-shah bil fadhîlah
Ya Rabbi shalli ‘alâ Muhammad
Mâ lâha fil ufuqi nûru kawkab 
anta syamsun anta badrun Anta nurun fawqa nuri
Anta kasy-syamsi fi tanwiri qulubin nas 
anta kal badri fil taksyifi zhulamiz zamani 
anta fil anbiya-i ka nurun fawqa nuri 
Fahtazzal ‘arsyu tharaban was-tibsyâra 
Waz-dâdal kursiyyu haibatan 
wa waqâra wam-tala-atis samâwâtu anwârawa dhaj-jatil mala-ikatu tahlîlan wa tanjîdan was-tighfâra
Wa lam tazal ummuhû tarâ anwâ’an min fakhrihî wa fadhlihî ilâ nihâyati tamâmi hamlih 
Falammâsy-tadda bihâth-thalqu bi-idzni rabbil khalqi 

wadha’atil habîba shallallâhu ‘alaihi wa sallama sâjidan syâkiran hâmidan ka-annahul badru fî tamâmih

Aku dan Ibu

Aku dan Ibu

By. Nahdia El Lathief
( buat Ibunda Ruchiyati Hasan )

Ibu,
Engkau pengganti wajah Ayahku
Senyummu adalah mata air jernih yg mengaliri gurun
Ibu wajahmu tercantik dari bingkai wajah dunia
Yg melapisi darah putra putrinya dg cinta dan pesona

Bila aku jauh darimu
Seperti Engkau jauhkan aku dari perkasanya Ayah
Nasehatmu menjadikan tanganku menjadi sayap elang
Mengitari dunia tanpa rasa takut
Bila aku merasa letih
Karena hidup
Maka perisai doamu menjadikanku angin yg bertiup
Lembut dan menyelinap disetiap kawan yg membutuhkan

Ibu,
Akupun Ibu
Yang memiliki cakra MU
Dan bila anakku menjadi besar
Cakarku sudah menancap kuat di Bumi
Dan kubiarkan generasi yg kulahirkan menjadi elang
Ibu tak pernah menunggu anaknya kembali buat membahagiakannya
Ibu tak pernah berharap anak menghidupinya
Setiap Ibu yang lahir adalah perkasa
Pelindung Alam semesta

(22 des 2016, di hari Ibu)