About Me

My photo
Munich, München, Germany
Logical Development in Indonesia, Original Ideas, Rules, Politics, Science and Landscapes Architectures Technology with Philosophy Approaches

Thursday, 16 May 2019

Kekuasaan untuk apa?

Kekuasaan untuk apa
by. Nahdia El Lathief
---
Kalian kenapa tak mau mengalah saja
duduk mengangkat dua botol wiski
mabuk bersama
riang gembira
merayakan kemenangan dan kekalahan bersama
tak perlu sedu sedan begitu, kekuasaan untuk apa
toh yg dimulyakan satu
kalian tetap saja sengsara
hidup dibawah perintah
mending bebas begini seperti aku
terbang kesana kemari menikmati hidup
bebas bak burung mau bermigrasi
kadang mengelompok itu nyaman
tapi kadang memuakkan
sesak dan berurutan
kalian kenapa tak mau berbagi saja
berbagi kekalahan
berbagi kemenangan
untuk apa diperebutkan
hidup ini cuma sekali
tak perlu susah susah mengabdi sang raja
sang raja yg kau ciptakan sendiri
dengan darah sisa
darah saudara
darah anyir hasil korupsi
makar bersama
atau kelicikan politik masa lalu
yg di bungkam oleh isu

Monday, 13 May 2019

Aku nanti akan merindukan ini


Aku nanti akan merindukan ini, suasana dan tempat yg bersahaja
Sebentar saja aku tinggalkan semoga
Karena rumahku adalah rumahmu jua
Aku tak sebahagia dirimu, yg kemana mana kau tunjukkan cinta
Tapi aku tau aku punya rasa setia
Kalau tak setia
Aku tak akan pernah bertahun tahun meninggalkan tempat dan makanan yg kusuka
Hanya untuk sendirian mengerami pengetahuan
Kalau aku tak setia
Aku tak pernah mengalah kepada siapapun
Memberaki wajahku setiap kali engkau menafikan keadaanku
Kalau aku tak setia
Tentu kuganti ganti kekasih seperti menaruh pajangan di etalase
Aku tak memiliki yg kau miliki
Kemasyuran
Kealiman
Umat yg banyak
Pengaruh
Perempuan
Bahkan untuk jatuh hatipun aku tak miliki nyali
Setiap lelaki yg datang meminang
Aku cuma diam
Diam karena sebenernya didalam ruhku
Tak ada apa apa kecuali Engkau
Satu
Mungkin nanti aku akan merindukan ini
Merindukan suara tak berwujud
Merindukan wajah tak berbentuk
Merindukan satu nama
Tak bernama
Ketika membisu
Membeku
Diam
Dingin
Batu
Aku hanya tempat orang orang minta pertolongan
Dan
Pengharapan
(Munich, 27/03/2019 : 8.26)

Tuesday, 26 February 2019

KALAU SAJA


Oleh Nahdia El
( Buat K dan A )

.
Kalau saja waktu bisa ku ukur dg 
Kinematik planar, 
Jauhnya putaran perubahan tak kubutuhkan
Sejengkal putaran perasaan
Lembutnya hati
Mengguncang se isi
Kepalaku yg tak pernah diam

Kalau saja aku berhenti disini
Bukan berarti
Tak mencari
MU
Aku masih saja bicara lewat lukisanku
Atau saat aku membaca buku
Aku bisa dg mudah membayangkan wajahmu

Pilihanmu menyingkir adalah paling rumit
Dimengerti oleh langit
Semestinya kita terima saja
Hati dan jantung berlarian mengejarku
Tersengal
Atau
Membisu hingga fajar
Membangunkan matahari

Bila saja 
Aku cukup keberanian
Menjawabmu, kawan 
Tentu hidup
Tak seberat rindu
Bertatapan

Ini hanya dunia semu 
Yg dikuliti luka tak bernama
Bila engkau sudah menyingkir begitu saja
Dari hingar bingarnya
Engkau telah memenangkannya 
Juga telah
Mengalahkanku
Dg satu pukulan telak


.

Den Haag, 26/02/19_ 12.55

Sunday, 20 January 2019

Bulan di sepenggalan bumi Eropa


By. Nahdia El

Warna suaramu tak berbeda saat
musim berganti
Kita duduk memandangi NYA
Bulan separuh purnama
Masih menunggu kita
Mau menyentuhnya
Atau membiarkan saja

Bergantung dengan apa cinta tak memiliki tujuan
Melayang layang di udara
Manusia saling memuja
Indahnya tiada tara

Bulan disini pucat pasi
Hanya dingin membeku
Setiap hari
Kaki serta tubuhku yang semakin tua
Tak bisa bilang
Ini kewajiban biasa

Kutinggalkan dulu
Harapan menggunung
Kutunggu udara
Datang menyampaikan pesan
Pada bulan yg tak pernah menunggu
Kecuali ditinggal
Sang pejuang

( munich, 5:58—20/01/2019 )

Friday, 28 December 2018

TIDAK DENGAN SIAPA SIAPA



By. Nahdia El

Saat dunia begitu begitu
Aku begini begini
Saat engkau begitu begitu
Aku tidak begitu

Saat kulihat engkau dengan siapa siapa
Aku  tidak dengan siapa
Tetap saja begini
Tidak begitu begitu

Engkau,
Saat sudah tidak dengan siapa siapa
Barulah aku menyapa
Setelah sekian lama bersama
Di media maya
Tetap saja
Aku bukan siapa siapa
Buat 
Engkau

Saat dunia begini begini
Aku sudah begini begitu
Saat engkau sudah tidak begitu
Aku masih saja begini

Aku,
Saat dengan siapa siapa
Barulah engkau bilang siapa
Setelah sekian lama tidak bersama
Di dunia nyata
Tetap saja
Engkau belum menyapa
Buat
Aku

Menjadi siapa

( bukan puisi , 28/12/2018 )

Friday, 7 December 2018

Try to Listen

by. Nahdia el Lathif



Allah
Now i get serious problems
nor should one expect that in foreseeble future one of them
no one of these problem is back to the last
but by a way of incompatible yet reasonable fast

Allah
i listen you
your hands conduct will ever be affirmed by all
i still hear
and saw nearly from inside

Alläh
i get a big problems
comes from you

yet the problem of stability has
release big problems
and understand
they are from you
Allah

now i have not listen again
but see and walk 
far a way
to keep hikmah or wisdom



Cobalah untuk mendengarkan



Allah
Sekarang saya mendapatkan masalah serius
Atau harus satu mengharapkan bahwa di foreseeble masa depan salah satu dari mereka
Tidak ada salah satu dari masalah ini kembali ke yang terakhir
Tapi dengan cara yang tidak kompatibel namun wajar cepat

Allah
Saya mendengarkan anda
Tangan Anda bertindak akan pernah ditegaskan oleh semua
Aku masih mendengar
Dan melihat hampir dari dalam

Allah
Saya mendapatkan masalah besar
Datang dari anda

Namun masalah stabilitas telah
Lepaskan masalah besar
Dan mengerti
Mereka dari anda
Allah

Sekarang aku tidak mendengarkan lagi
Tapi melihat dan berjalan
Jauh sebuah jalan
Untuk menjaga hikmah atau hikmah

Kangen


Sudah lama rumah ini kutinggalkan hingga engkau berlumutkan salju
Tak kukenali lagi wajahmu
Hingga kusapa
Masihkah kau mengingatku?
Memegang tanganku
Dan menunjukkan sebuah jalan dimana lintasannya?
Sudah lama aku berzikir untukmu
Mengagumi kelucuanmu
Bukankah engkau yg membuatku tertawa
Atau menahan sedih karena malu yg terlalu lama
Wajahmu,
Adalah kotak kotak pazel kehidupan
Ketika kutemukan satu tanda
Rantaian ujian yang kau sematkan hanyalah sedikit saja gambaran kompleks nya manusia
Seperti diriku,

Rindu
Aku menunggumu
Mengambilku
Melihat kekasihmu aku cemburu
Namun bukankah kekasihmu adalah kekasihku juga?
Laki laki yang hanya bisa kudengar melalui cerita
Penyempurna agama

Sudah lama rumah ini kutinggalkan
Hingga aku berlumurkan dosa
Mengingatmu tiada tara
Pagi pagi tiba
Aku bersolek agar engkau melihatku
Dan turun kebumi mencintaiku

Thursday, 6 December 2018

BIASANYA

Biasanya

By. Nahdia el Lathief

Biasanya manusia itu suka terbalik balik 
Kalau dia tak pernah memuja tuhannya dia daku paling pemuja
Bila dia tak pernah bertemu rosulnya
Dia berasa paling paham DIA
Bila dia tak pernah bertafakur dan beramal sholeh sepanjang hidupnya
Dia umumkan yang paling sholeh diantara

Biasanya,
Kalau sudah suci betul perangainya
Dia tak butuh baju putih
Memakai pakean hitam dan tampak hitam
Jauh menjaga hati dari kesombongan
Apalagi biasanya kesombongan amat dekat dengan perilaku setan

Aku seperti biasanya,
Hidup tanpa beban meski gelisah memuncak dikeseharian
Pernah ku memajat tebing
Yang biasanya membunuh orang
Tapi aku menaikinya sambil bernyanyi riang
Jurang dibawah tak sedalam
Langit yg diatas
Atas dan bawah sama saja
Karena kita berada di putaran arsy NYA

Biasanya lumut itu hidup
Dibasah dinding pengembaraanmu
Tampak hijau memang
Tampak menghidupi 
Namun tak pernah bisa kau nikmati
Biasanya malah seperti metamorfosa
Atau tempat binatang renik di bawah nya liar
Menggerogoti jiwa

Biasanya kalau sudah begini
Aku pergi saja
Sudah selesai kubaca
Jilid akir
Dari cerita
DA


Puisi lima menitan, 6 des 2018 ; 03:35

Wednesday, 21 November 2018

Nyanyian Rindu Satu

Aku harus bilang apalagi padamu yang merindukanku
Kalau hati ini sudah bulat membatu
Menarikku mengajakmu bercumbu
Tapi malu terlanjur menjadi perilaku
Kusembunyikan saja mukaku

Aku harus menunggu apalagi engkaupun sudah setua ini
Menunggu Harapan 
Seperti daun yg baru saja tumbuh
Bila tak hati hati bisa saja
Hijaunya yang baru terus menguning begitu saja
Dan jatuh ke bawah

Aku tak peduli bila nanti mengejar bayanganku sendiri
Asalkan kita menyatu 
bisa bergandengan tangan di tengah malam 
Aku tak peduli seribu orang di belakangku menghunuskan pedang
Siap mengambil kemaluanku
Apalagi hatiku
Mempermalukanku dan mengibarkan permusuhan
Berkibar kibar seperti bendera
Dan seluruh dunia tahu
Rahasia

Cinta adalah rahasia dari yang paling rahasia
Namun rindu kita tak mampu kurahasiakan
Pada burung bul bul
Pada matahari

Apalagi pada mu

Tuesday, 13 November 2018

AKU PADAMU

AKU PADAMU

By. Nahdia El Lathief

Aku tak pernah  serindu ini padamu
tak pernah serindu ini pada tanah lahirku
Aku tak pernah sebahagia ini pada pencapaianku
Dan tak pernah seyakin ini
Kalau hati kita terhubung

Orang merdeka adalah orang yang berani dikulum rindu sendiri
Berani dibenci ribuan orang karena kepercayaan diri
Pada kebenaran

Aku tak pernah sedahsyat ini merindu
tak pernah sekuat ini mencintamu
Tak pernah berdekup kencang seperti kuda kuda terbang
Nyanyian musik dunia yang berani aku tundukkan
Karena aku telah memiliki diriku sendiri seutuhnya
Tanpa bergantung oleh kebaikan orang
Apalagi kekuasaan

Aku padamu adalah simbol pembebasan
Pilihan cinta yang terabaikan
Aku padamu adalah dua hati yang dihidupkan oleh Tuhan
Untuk menghidupi orang
Bukan minta hidup dan recehan

Saturday, 27 October 2018

PUISI Musthofa Bisri

PERKENANKAN AKU MENCINTAIMU

Perkenankanlah aku mencintaimu seperti ini
Tanpa kekecewaan yang berarti
Meski tanpa kepastian yang pasti

Harapan-haraoan yang setiap kali dikecewakan kenyataan
Biarlah dibayar oleh harapan-harapan baru yang menjanjikan

Perkenankanlah aku mencintaimu semampuku
Menyebut-nyebut namamu dlm kesendiriankupun lumayan
Berdiri di depan pintumu tanpa harapan
Kau membukakannya pun terasa nyaman
Sekali-kali membayangkan kau memperhatikanku pun cukup memuaskan

Perkenankanlah aku mencintaimu sebisaku

KH A Mustofa Bisri

Puisi ini buatmu

By. Nahdia El Lathief

Aku ingin menitipkan cinta di dalam puisiku
Sama sepertimu
Rindu yang bergelora
Sepanjang musim tak bersua

Bila engkau baca pesanku
Dekup jantungmupun ku dengar
Meski didepanku engkau diam saja

Aku ingin menitipkan doa yang tulus
Setiap malam ku terjaga
Menunggu engkau bangun
Dan menyalakan tanda

Kekasihku,
Katamu engkau Menyebut-nyebut namaku dlm kesendirian
Namun aku tak menyebutmu saja dalam sendiri, dalam keramaianpun lumayan
Katamu engaku selalu Berdiri di depan pintu dg harapan
Aku membukakan pintu
Namun sudah lama sejak kanak pintu pintuku terbuka untukmu dan terasa nyaman
Tak Sekali-kali membayangkan kau dan memperhatikan kau, namun berkali kali aku mencuri perhatian kau meski hasilnya tak memuaskan

Akulah kekasihmu
Satu satunya
Meski  kita berjarak 40 abad lamanya
Engkaulah kekasihku
Satu satunya
Sebelum tuhan berkata jangan
Puisi ini masih buatmu

Saturday, 29 September 2018

Cinta

Cinta

By.  Nahdia El Lathief

Cinta bawalah aku kepusarannya
ditolak oleh bumi, di lindungi oleh asa
Cinta menarikku hingga ke bibir langit
Dikulum ombak sampai tak berbatas pantai jiwa
Senyap dan berhenti

Pekat dan dahaga itu bergantung pada diri melepaskan rasa
Terasa pekat seperti kopi yg diseduh dengan cinta
Menikmati rasa bersatunya sang pencipta
Lewat debaran cinta yang tak pernah jenuh mengirimkan signalnya

Cinta adalah cinta yg tak tau kapan bersuka cita
Berjalan saja,
Bilamana disekitar rumahmu kau dengar
Bayi bayi suci menangis, ditinggalkan ayah ibunya mati
Cinta tumbuh dan hadir disirami oleh empati
Bilamana disekitarmu gemuruh pesta
Hingga anak muda membunuh teman mainnya sendiri
Di arena bola dia bermain dg suka cita
Cinta bagaikan golok tajam dan taring yg menyeringai

Cintailah cinta wahai pecinta
Zikirmu tiada pernah terhenti
Oleh bisikan iblis
Mereka terus saja membayangkan wajah kekasih bercinta
saat pagi cahaya pertama subuh tiba
dibawa dan disimpan ketika malam menjelang senja
Cinta cintaku menunggumu disana

29/09/18

Sunday, 16 September 2018

PUISI BUAT ENGKAU

Oleh  : Nahdia El Lathief

Kebisingan beban Kita pernah menumpuk
Lupa bercanda dan tertawa
kami pernah marah bersama sama di jalan ini, terdengar seperti kehidupan yang seru
Kita pernah membutuhkan dua roda untuk mempercepat laju perjalanan kita,
Ini mustahil, karena hatiku suka berpindah pindah
Aku yang menyukai kebiasaanmu meremas tanganku
Aku adalah tempat yang indah bagimu dan selalu begitu untuk tanganmu meraih ku
Aku adalah sinar lampu malammu dan peri salju yang hanya bisa di sentuh oleh bulan tanpa gerhana

Tubuh mungilku,
karakterku yg lincah
Semuanya adalah Keindahan melintasi ruang dan waktumu
Semua yang ada padaku adalah penuh dedikasi
Semua yang ada padamu hanya untuk kerajaan hati dan pikiranmu sendiri

kita adalah sejoli yang tak pernah mengeluh tentang berapa sinar matahari yg menerpa tubuh tuamu
atau hujan yg terus menepis batu

Bersama-sama kita akan mengatasi apa yang kita cari
Memang aku sesuatu yang paling sulit kau dapatkan di bumi ini, semacam itu gambaran yang akan kau temui  ketika nanti aku selalu berada di sisimu nanti,

Engkau bisa pergi jauh sesuka engkau
Karena aku yakin aku dan engkau sudah terhubung dalam ranah kesetiaan yg tua
Engkau Tidak perlu tahu, itu engkau yang selalu membawakanku bunga
Atau engkau yg menyelipkan cincin di jari

Aku akan tetap  menunggu,
mungkin suatu hari engkau akan menolak, menyentuhku lagi
Atau  jalan panjang yang sulit saat di peraduan
Penuh Debu dan batu
Asap dan bau

Semua telah membuatku semakin dekat dengan mu
Sebagaimana iqbal dan iqlima, kita sudah tumbuh bersama
di tanah dan cuaca

Aku sudah lama menunggu
Aku juga sudah lama menjelma cinta
Di tempat yang sama saat engkau diam saja
Membiarkankanku membeku dan bekaca kaca

Sunday, 26 August 2018

KALAU RINDU PADAMU



Kalau rindu padamu itu sebatas rindu gunung pada para pendaki, 
Tentu tak kubiarkan hatiku dijajahmu tiap kali engkau membuka masa lalumu
Kalau rindu padamu itu tak berarti cinta
Tolong katakan kepadaku
Agar angin tak berisik berbisik

Yang aku tau, rindumu sebatas cakrawala
Tak pernah jatuh dan dipunggut pecinta
Rindumu milik dirimu sendiri
Yang diamini oleh pemuja

Kalau saja,
Engkau muda sepertiku
Awanpun akan kau arak kesini
Menyaksikan darah mengalir, saat ditikamkan jantung 
Atau nadi yg terhimpit, saat berat tak disapa

Aku tak mengenal duniamu, wahai pertapa tua
Yang aku tau saat engkau hadir disini tua dan muda itu
Hanya kilasan warna
Yang diberikan Tuhan pada lembar kafan
Engkau memakainya ataupun tak
Hidup tetap bergerak

04:23
25/08/018

Sunday, 19 August 2018

Sungguh

Sungguh

By. Nahdial El Lathief
Sajak buat kekasihku Ahmad Mustofa Bisri

Sungguh aku tidak tau engkau seorang wali 
Sinar yang datang diruanganku ini adalah pesona Mu
Semua pecintamu rela datang mengantri
Hanya untuk menemui berkah Mu

Sungguh aku tidak tau Engkau adalah sang Guru
Kilauannya membuat mata jatuh 
Semua menuntut ilmu
Semuanya bodoh dihadapanmu

Sungguh aku tidak tau nama besarmu
Berderet karya dan keagungan disandang
Tak satupun berani menyentuhmu
Apalagi memujamu sebagai laki laki biasa

Sungguh aku tidak tau
Yang aku tau engkau hanya mustofa
Lelaki yang bisa menjadi manusia biasa
Yang duduk denganku menanti fajar tiba

Karena ketidaktauanku aku sungguh sungguh
Melawati jalan ini hanya untuk bertemu
Menepati janji Tuhan bahwa manusia adalah kilasan senja
Menunggu giliran tiba hadir pada Nya 

Karena tidak tahu aku sungguh sungguh
Menunggui tanganmu menggandengku saja
Agar tak takut menghadap Nya
Bila berdua

Sungguh 
Kubuat puisi ini
Dengan sungguh sungguh

18-08-18
23:00

Thursday, 14 June 2018

sebelum sampai di Heidelberg

Sebelum sampai di Heidelberg

By. Nahdia El Lathief

Dan sampai sekarang,
Wajah rumahmu masih sama
Dihuni anak muda belia
Berlarian memanggut cinta
Betapapun bahagianya
Hai sang pertapa
Sudah lama tak singgah di rumah kita

Aku berfikir
Kita pernah memiliki
Taman yang kau buat melingkar

Aku berfikir
Engkapun pernah memberinya nama

Sebuah pohon kurma
Berakar kamboja
Ditengahnya
Hidup cinta

Dia sudah menunggu
Mari kita hampiri
Dia sudah menjelma
Mari kita rasuki
Dia sudah mengubahmu
Mari kita hiasi

Ditaman 
Kubedakan bunga bunga
Dari durinya

Dengan harumnya kutulis puisi ini
Sebelum sampai di heidelberg
Jalan persimpangan yang pernah kita lalui

Laki perempuan
Dua bangsa yang berbeda
Sejarahnya

Lelaki pecinta
Perempuan pemaaf

Aku berfikir
Dirumah ini,
Mari kubuatkan kota
Sebelum sampai disana
Kutunggu engkau
Sampai menyadarinya


( heidelberg , Germany 🇩🇪 hujan menyeka )

Sepuluh hari Sebelum Sampai di Heidelberg


Bulan diatas Kuburan

Bulan diatas Kuburan ( buat Saut Situmorang )

seri 2
by. Nahdia el lathief

Bulan diatas kuburan
dalamnya kesedihan terpendam lama
sekali ditangisi oleh kawan lama
berjalan ditengah malam purnama
Jalan ku kian panjang
menempuh amis dan darah manusia
jauh dari norma
dan pecahnya teka teki siapa kita
ada cinta
jauh sekali dari cahaya
buas dan pemangsa
membunuh kawanku didalam lubang
kuburan yang lama ditinggal

bulan purnama
hati yang terluka
kembalikan aku ketika remaja

Bulan diatas kuburan
kuambil dari bait sitomorang
kucuri dari ide sang pejuang

Bulan diatas kuburan
garis yang sangat kelam
mencoba tuk menghapus masa silam

Bulan diatas kuburan
ada yang mati disini
dan bersiulan

( 2014. Jerman tengah malam)

Thursday, 31 May 2018

Love 💕 You





Love you 

to say that the language of love
need arrangement who have
not understanding measure
not of words unable to concentrate
but of interpretations hidden in the visible
and not readable
by our eyes

Love is always patient and kind
Love is never jealous too
Love is not boastful or conceited, it is
Never rude and never seeks its own advantage, it does not take offense
Or not store up grievances..

Love does not rejoice at wrong doing
But finds its joy in the truth.
It is always ready to make allowances,
To trust, with love
To hope, be patience 
To endure
Whatever  and however comes

( Nahdia El Lathief, Germany 🇩🇪 2014 )