Disini
by nahdia el lathief
disini.. dihembusan angin aku
ingin memelukmu
wajah kokoh mana yang tak hanyutkanku
sekilas mata dan kelelawar bertawar
kemanakah biru cinta ini bersabar
melihat dijalan yang kutapaki benar
dan
mesti belajar menciummu
dalam kekosongan
disini
aku merasa dihargai
sebagai manusia
yang hidup
pada dua sisi
kurang dan kuat
disini aku menantimu melintas sebentar saja
menyeka air mata
merekam jarak dan dahaga
ketika aku erat memelukmu wajah keberanian
ketika malam itu bersama bulan
yang setengah tenggelam
terasa disini
begitu pelan
berjalan
waktu
diam
berhenti
mati
rindu ciuman di jalan jalan
disini
bunga tulip tak sewangi
melati
harum mu kunanti
sampai kini
Romeo and Juliet
by. Nahdia al Lathief
this words. the last letter from Romeo. he comes until the light
hug the händ our home tonight
give the first kissing and the last loosing
hearts leaved from the street after rains
Juliet dies before know and see the letter
maybe if know she should be better
too love Romeo and live together
Love Romeo to juliet until touch her lips
and maybe running until the sin
Sin creates from fear and not pure
but juliet brave and pures
she dies with peaces
Love Juliet to Romeo until the death
she never see these letter
letter is hopes
hopes make the human life forever
Love can not see ages and how long
Love can not judge she who has wrong
Love can not investigate and make the draft
Love not dessire
Love never sin
Love keep of love in the heaven
and tears
every day on thid prays
love as Romeo and Julieto
( weekend without love 2014)
12 12 92
by. Nahdia al Lathief
satu kata sempurna
satu kata setia
satu kata cinta
dua kata sangat sempurna
dua kata sangat setia
dua kata sangat cinta
satu saja
aku padanya
dua saja pada akunya
satu dua
satu dua
sembilam dua
( yogya 92 )
Man a man
by. Nahdia al Lathief
you can see in backside my picture
man love man
man more female and beautiful sense
i see when man touch a man
he cryies
and story everything
man kiss man
in one bed together
story about love
so why i much geleous?
we can not get man softly with man
just read the book
just imagine book read me and understand
i lonely
in the world man
man a man
is beautiful
lovely
2014
The Moon Up the Grave
by. Nahdia el Lathief
Looks there are full the moon in the heart..
You come with knifes
in your hand.
Kill the hope with the grave.
the moon over the grave.
the women death
in your arms.
ripple foams.
it is you have looking me
at the window.
far a way from my palace.
I killed the wolf saw the bloods.
drinking my sould fresh of bloods.
The moon in the grave .
One love start to growth.
Full the moon over the graves.
and sounds of voices
wolf in night.
I see you was laughing a roast.
love blue with blood of blue
Princess and Loves
killing rites
of secreet in the rib
from man of misser
Trown white heart of his princess
in the moon up the grave
(buat sahabatku Hidayatut Thoyyibah .bulan diatas kuburan 2014)
Bulan diatas Kuburan
seri 2
by. Nahdia el lathief
Bulan diatas kuburan
dalamnya kesedihan terpendam lama
sekali ditangisi oleh kawan lama
berjalan ditengah malam purnama
Jalan ku kian panjang
menempuh amis dan darah manusia
jauh dari norma
dan pecahnya teka teki siapa kita
ada cinta
jauh sekali dari cahaya
buas dan pemangsa
membunuh kawanku didalam lubang
kuburan yang lama ditinggal
bulan purnama
hati yang terluka
kembalikan aku ketika remaja
Bulan diatas kuburan
kuambil dari bait sitomorang
kucuri dari ide sang pejuang
Bulan diatas kuburan
garis yang sangat kelam
mencoba tuk menghapus masa silam
Bulan diatas kuburan
ada yang mati disini
dan bersiulan
( 2014. tengah malam)
Try to Listen
by. Nahdia el Lathif
Allah
Now i get serious problems
nor should one expect that in foreseeble future one of them
no one of these problem is back to the last
but by a way of incompatible yet reasonable fast
Allah
i listen you
your hands conduct will ever be affirmed by all
i still hear
and saw nearly from inside
Alläh
i get a big problems
comes from you
yet the problem of stability has
release big problems
and understand
they are from you
Allah
now i have not listen again
but see and walk
far a way
to keep hikmah or wisdom
Engkau ( Puasa daudku )
by. nahdia el Lathief
aku lama tidak bertemu dg mata yg sama dengan matamu ketika terbuka
aku lama tidak menatap wajahmu yg dulu sama menghadap
mataku. ketika kau ambil hatiku
berkali kali
aku lemas menatap engkau saat
tatapanmu berpindah
kelain hati
membuangku ketempat yg lebih kelam dari sebuah cinta
wahai engkau yang mempunyai
aku dan mereka
sampai kapan engkau tak merebutku dlm rangkulmu
aku bagai anak panah keluar dr busurnya
melesat jauh diluar kumpulan manusia
engkau
yang memiliki seribu penari
tariklah tanganku ini ketepi
ciumlah aku sampai fajar pagi
hingga batas
dimana aku bebas memilih dosa
yang kusuka
Dalam laparku
ada engkau disisi
( January,10 2015 untuk Mochtar Pabottingi )
SON
by. Nahdia al lathief
Then far, i have kept you within what I find to be field of facts you was grows
then far, mom love you until you trows
from the heart women have been likes
So far we are still within the bounds of the observable earth
meet something lovely in your hearts
and mom love you so much
kiss your smile until to night
Mom, 1:54 am 2014
Idealwise
Kita petik bunga keabadian,
disisi dua ngarai
Yang membelah.... Kedua sisinya menganga
Tangan kita yang bersih mengatup lara
Kerinduan akan keabadian
Oleh manusia, bunga keabadian
Sudah kita rasai
Halusnya hatimu
Cepatnya gema jantungku
Menyentuhi sungai-sungai
Biru
Dan angin yang melambai
Hangat, dingin dan gemercik air jadi salju
Meruang
Tak berarti lagi waktu, karena ini keabadian
Hanya satu titik dalam goa, yang pernah
ditinggalkan
Tuhannya:
Kita hidup sendiri
Dan takkan terpahami
Oleh satu jalanpun
Menuruni tebing-tebing
Dan sorga:
Aku memujamu, sebagai bunga keabadian
Yang berjalan disisi kebenaran
Dan indahnya manusia
Semua yang bercumbu mesra
Dengan keabadian
Adalah
Suci
Abadi
( 2007
)
Tentang Kita 2
( Bagimu Suamiku )
Bagimu yang setia dalam tidurku
Mencoba membangunkan mimpiku denganmu
Harpa hidupku dipenuhi luka
Kau masih mencoba menyentuhku dengan cinta
Sungai mengalir, dawai-dawai
bersemi
Bibirmu, tubuhmu, matamu, hatiku
Semua
Semua
Setubuhi
Tiada henti
Hingga ketika suara anak kita
memecah telinga
Meminta susu
Aku jadi terjaga
Bangun dari mimpimu, menyeretku memasuki tugasku
semula
Dunia masih jauh dari jemariku,
suamiku
Dan hidup bagiku :
Karya
Yang rapuh tertindih usia
Lama
Lama
Sampai kutau bahwa tiada satupun tau
Dalam cinta :
Ada perjuangan dan peperangan
Untukmu
Meski selalu kau sangsikan
Kusabari dirimu
Hingga suatu saat nanti kau mengerti
Dan
Temukan aku
Dalam pelukmu
( 2004 )
Dan Tuhanpun Lalu Tertawa
Hidup adalah melukis wajahmu
diatas pasir
Disisi lautan yang luas
Membagi MU tidak lagi mudah :
Manusia dan Tuhan
Berkejaran. Bagaikan bayangan
Tak lagi bersentuhan
Kepedihanku yang mendalam
Tetang sebuah pertanyaan :
Mengapa dulu bumi kau ciptakan dan sorga
Kau biarkan sunyi. Tak berpenghuni
Bayi bayi yang mati
Korupsi
Tsunami :
Dan Tuhanpun sulit kucari
Ketika kudapat engkau Tuhan
Bergegas malaikatmu mengelilingi
Membuat banyak catatan, yang tak kumengerti
Dosa dan pahala yang kau ciptakan sendiri :
Dan Tuhanpun sulit tertawa
Dan Tuhanpun lalu tertawa
Melihatku tak meminta sorga
Namun :
Cinta, cinta, dan Cinta
Yang diatasnya tumbuh subur pengetahuan
Dihiasi pohon kebaikan, keadilan dan kebenaran
Dan dibawahnya mengalir deras kesejukan
Kebeningan, kejujuran
Semuanya satu
Seperti diri MU
Tuhanku
( 1995 )
Aqiqah
Engkaulah simbol :
Cintanya, Ibrahim kepada Ismail
Harapannya, Adam dari eksistensinya
Ketika menjadi manusia
Kekuatannya, Musa dengan tongkatnya
Ketika fajar bersembunyi, tangispun ditandai :
IVORY QUTHUB MANAR
Semoga menjadi dirimu
Dengan kebenaran dan kesalehan
( 2003 )
Ukiran tua diatas
lukisan bergaya belanda
Anak-anak yang
berlarian diantara
Telaga cinta,
Sudah lama dia
tidur di beranda
Matamu membisu
Dikelilingi oleh setumpuk buku
Satu lembar
disobeknya kehidupan lama, meskipun sangat dalam
Dan tikaman yang
tertinggal
Pada bait-bait
nyanyian malam
Kapankah ini cepat diakhiri?
Begitu tanah ini
penuh dengan mayat yang tergeletak begitu saja, dan dulu kita pernah melewati diantara harapan
dan ketidakpastian, wajahmu: masih berat menunggu
Kapan
disembunyikan lagi wangi bunga
Seperti di
pusaramu, aku menitikkan air mata
Tersadar dari
mimpi yang masih jauh
Dari kedamaian
Dan engkau sudah
dulu dibebaskan Tuhan
Dari beban berat
untuk sebuah negara yang korup
untuk sebuah negara yang korup
Dan penuh dengan
air mata
Ukiran tua dan
lukisanmu telanjang
Gambarmu di sana
Dipasang dengan
pasung dan cinta
Aku dan kamu
dicumbu kehormatan
manusia
manusia
Siapa sangka
Sampai saat ini
masih juga bertahan
Hidup disebuah
negeri
Yang tak ada
cinta dan harga diri
Orang hilang
begitu saja
Tanpa kematian
berpamitan
berpamitan
Mereke sengaja
dihilangkan
O, masih adakah
engkau
Munirku
Yang mau hidup di
negeri yang sepi
begini?
begini?
O, masih adakah
engkau
Munirku
laki-laki sejati
Munirku
laki-laki sejati
Bagi seorang
kekasih
Sorak-sorai
kemenangan
Hanya diatas luka
kekalahan
Satu dari teman
kita
Sahabat kita
Meninggalkan kita
Bagai perempuan yang kehilangan tempat bersandar
Bagai ibu yang kehilangan anak yang dicinta
Bagai anak
kehilangan cermin
Bagai pejuang
kehilangan nama
dan bagai pemimpin kehilangan kejujuran dan nuraninya
dan bagai pemimpin kehilangan kejujuran dan nuraninya
(in memoriam munir said tholib,tokoh HAM,dibunuh: 2004)
DI NAMBERRA
Sesampai di buelevard
Tanganmu di namberra
Mengajak senja turut berputar
Hingga di batas kisaran makna
Namberra,
Engkau nyaris sempurna
Warnamu, putih dan bening
Matamu tajam dan setia
Dibalik kacamata
Bahasamu santun bila memuja
Hening bila bertutur kata
Karena dalam cinta
Tak sanggup wajah lain kau bandingkan
Selain menutup mata
Kita adalah sengketa
Yang ditabur cukup lama
Tentang sejarah Tuhan yang berbeda
Tapi hati manusia
Menghujam sukma
Menafikan agama
Sampai keakar-akarnya
Hidup membuat perbedaan menjadi menggurita
That`s what love it
Before, I look the same as
I ever did when
I look on the mirror
If, you are
( nahdia, 25 januari 2007)
T e r l e p a s
Terlepas semua tali di jantungku
Bagaikan busur aku melesat jauh
Kupegangi selalu dalam hidup
terakhirku
Bunga berwarna satu
Sangat putih cahaya
Terang
Hingga pernah dibutakan aku
Seolah hadir bak ikatan kontrak manusia
Padahal karena tidak
Tak sedikitpun engkau pernah
memasuki pintu juga
Rumahku yang berlumut pun tak
dihuninya
dihuninya
ditutup;
Ditinggalkan penghuninya
Sampai engkau datang mengetuk
Dan kita terpesona
Melihat dunia dalam genggaman kita
sejenak
sejenak
Tak beranjak dari tempatnya
Andai satu tanganku bisa kupinjamkan
Tentu cukup sudah engkau dalam
pelukan
Selamat jalan teman
Cinta yang penuh warna
Akan mudah bagi kita
Melepaskan baju dan simbol-simbol
dunia
Karena kita tak seperti mereka
Yang sulit melepaskan apa yang
dimiliki
Hanya untuk memiliki
(Nahdia,2011)
(Nahdia,2011)
Arti Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah dentingan suara, bergambar
bunga
Bergema riuh, berbaju cinta
Kebahagiaan adalah obor, ditiup ke udara
Dihilangkan apinya
Dan jatuh
ditimbun cinta
JALAN TERAKHIR
Semua milik MU
Kembaliku
Tapi mengapa langit tak menerimaku
Yang kutatap begitu gelap
Udara kuhirup jadi membiru
Air mataku bersimbah darah
Meraung
Mengecil dan hilang
Jadi debu
Engkaulah cinta yang memiliki cinta
Mengapa kau renggut tak bersisa
Di tangankupun tak ada lagi manusia
Yang setia yang dulu
Berdoa
Yang mengiba
Hanya kuliat dimatamu
Cuma serigala
Merobek jantungku
Lalu
Memuntahkannya
_ 19/4/2011
Suara Suara
Suarakah itu yang
Membelah malam, suara
-suara hantu dan
Tangisan pilu.
Suaramukah itu yang
Bening tak bersuara,
Dari suara-suara
kereta
Yang meluncur begitu
egois
Dan memekakan telinga
Suara-suara perempuan
dalam keranda
Yang di usung sendiri
Dengan nilai, harga ataukah logaritma
Dunia yang bising
Penuh suara
Suara membujuk
Suara mengiba
Suara menipu
suara mencinta
untuk membuatmu berkuasa
suara mencinta
untuk membuatmu berkuasa
Tapi,
Suaraku yang tak
bersuara
Hanya bisa di pahami
Mereka yang memaknai
Suara hati
Yang menunggui
Untuk
dicumbui