Sajak untuk GM



Kayu dan batu batu yang diangkut sendiri oleh tangannya sudah dimasukkan ke dalam tungku. Apinya tak lagi menjilat jilat angkasa
Namun abunya memutih
asapnya membumbung tinggi ke tata surya
menggambar cinta


Kami tak sanggup lagi
Mereka yang berkuasa
atas bicara

Kami menunggu 
sambil berzikir, alam berpihak
Tua dan perempuan bermahkota ilmu
menyatu

Adakah kalian ini tak berperasaan
melihat kami duduk berjauhan
saling merindu?

Tuhan pasti memiliki KUASA yang hebat
tak melunturkan sedikitpun sejarah peradaban
otak perempuan dan kecantikan
kecerdasan yang tersimpan
hingga cintapun mampu disembunyikan
dari para perampok
para pemerkosa makna

duuuh...
dalamnya airku membiru
teguklah
bila haus bersemedikan pilu





Kekuasaan untuk apa?


Kalian kenapa tak mau mengalah saja
duduk mengangkat dua botol wiski
mabuk bersama
riang gembira
merayakan kemenangan dan kekalahan bersama
tak perlu sedu sedan begitu, kekuasaan untuk apa
toh yg dimulyakan satu
kalian tetap saja sengsara
hidup dibawah perintah
mending bebas begini seperti aku
terbang kesana kemari menikmati hidup
bebas bak burung mau bermigrasi
kadang mengelompok itu nyaman
tapi kadang memuakkan
sesak dan berurutan
kalian kenapa tak mau berbagi saja
berbagi kekalahan
berbagi kemenangan
untuk apa diperebutkan
hidup ini cuma sekali
tak perlu susah susah mengabdi sang raja
sang raja yg kau ciptakan sendiri
dengan darah sisa
darah saudara
darah anyir hasil korupsi
makar bersama
atau kelicikan politik masa lalu
yg di bungkam oleh isu

Aku nanti akan merindukan ini


Aku nanti akan merindukan ini, suasana dan tempat yg bersahaja
Sebentar saja aku tinggalkan semoga
Karena rumahku adalah rumahmu jua
Aku tak sebahagia dirimu, yg kemana mana kau tunjukkan cinta
Tapi aku tau aku punya rasa setia
Kalau tak setia
Aku tak akan pernah bertahun tahun meninggalkan tempat dan makanan yg kusuka
Hanya untuk sendirian mengerami pengetahuan
Kalau aku tak setia
Aku tak pernah mengalah kepada siapapun
Memberaki wajahku setiap kali engkau menafikan keadaanku
Kalau aku tak setia
Tentu kuganti ganti kekasih seperti menaruh pajangan di etalase
Aku tak memiliki yg kau miliki
Kemasyuran
Kealiman
Umat yg banyak
Pengaruh
Perempuan
Bahkan untuk jatuh hatipun aku tak miliki nyali
Setiap lelaki yg datang meminang
Aku cuma diam
Diam karena sebenernya didalam ruhku
Tak ada apa apa kecuali Engkau
Satu
Mungkin nanti aku akan merindukan ini
Merindukan suara tak berwujud
Merindukan wajah tak berbentuk
Merindukan satu nama
Tak bernama
Ketika membisu
Membeku
Diam
Dingin
Batu
Aku hanya tempat orang orang minta pertolongan
Dan
Pengharapan
(Munich, 27/03/2019 : 8.26)

KALAU SAJA


Kalau saja waktu bisa ku ukur dg 
Kinematik planar, 
Jauhnya putaran perubahan tak kubutuhkan
Sejengkal putaran perasaan
Lembutnya hati
Mengguncang se isi
Kepalaku yg tak pernah diam

Kalau saja aku berhenti disini
Bukan berarti
Tak mencari
MU
Aku masih saja bicara lewat lukisanku
Atau saat aku membaca buku
Aku bisa dg mudah membayangkan wajahmu

Pilihanmu menyingkir adalah paling rumit
Dimengerti oleh langit
Semestinya kita terima saja
Hati dan jantung berlarian mengejarku
Tersengal
Atau
Membisu hingga fajar
Membangunkan matahari

Bila saja 
Aku cukup keberanian
Menjawabmu, kawan 
Tentu hidup
Tak seberat rindu
Bertatapan

Ini hanya dunia semu 
Yg dikuliti luka tak bernama
Bila engkau sudah menyingkir begitu saja
Dari hingar bingarnya
Engkau telah memenangkannya 
Juga telah
Mengalahkanku
Dg satu pukulan telak


.

Den Haag, 26/02/19_ 12.55

Bulan di sepenggalan bumi Eropa


Warna suaramu tak berbeda saat
musim berganti
Kita duduk memandangi NYA
Bulan separuh purnama
Masih menunggu kita
Mau menyentuhnya
Atau membiarkan saja

Bergantung dengan apa cinta tak memiliki tujuan
Melayang layang di udara
Manusia saling memuja
Indahnya tiada tara

Bulan disini pucat pasi
Hanya dingin membeku
Setiap hari
Kaki serta tubuhku yang semakin tua
Tak bisa bilang
Ini kewajiban biasa

Kutinggalkan dulu
Harapan menggunung
Kutunggu udara
Datang menyampaikan pesan
Pada bulan yg tak pernah menunggu
Kecuali ditinggal
Sang pejuang

( munich, 5:58—20/01/2019 )

TIDAK DENGAN SIAPA SIAPA



Saat dunia begitu begitu
Aku begini begini
Saat engkau begitu begitu
Aku tidak begitu

Saat kulihat engkau dengan siapa siapa
Aku  tidak dengan siapa
Tetap saja begini
Tidak begitu begitu

Engkau,
Saat sudah tidak dengan siapa siapa
Barulah aku menyapa
Setelah sekian lama bersama
Di media maya
Tetap saja
Aku bukan siapa siapa
Buat 
Engkau

Saat dunia begini begini
Aku sudah begini begitu
Saat engkau sudah tidak begitu
Aku masih saja begini

Aku,
Saat dengan siapa siapa
Barulah engkau bilang siapa
Setelah sekian lama tidak bersama
Di dunia nyata
Tetap saja
Engkau belum menyapa
Buat
Aku

Menjadi siapa

( bukan puisi , 28/12/2018 )

Try to Listen



Allah
Now i get serious problems
nor should one expect that in foreseeble future one of them
no one of these problem is back to the last
but by a way of incompatible yet reasonable fast

Allah
i listen you
your hands conduct will ever be affirmed by all
i still hear
and saw nearly from inside

AllΓ€h
i get a big problems
comes from you

yet the problem of stability has
release big problems
and understand
they are from you
Allah

now i have not listen again
but see and walk 
far a way
to keep hikmah or wisdom



POST ISSUES

Paskah 2025

✍️