Dan Sayapku yang Sebagean *
By Nahdia El
Walau engkau tertidur saat orang berame rame memukul kentongan
Tidurmu adalah istirahat yang paling sunyi
Sengaja aku memasung dua kakiku ditiang gantungan
Siapatau Engkau datang malam ini mengirimkan pesan terakir sebelum ku mati
halus hatimu
hening rinduku
___ Malam
Dipuncak langit dimana sayap
Kau terbangkan
Dengan luka yg patah sebagean
Dan beratnya atas rindu pertemuan
pada Bahasa yang tak setiap melata menggunakan
Engkau terus menghilang
begitu cepat
Ribuan pelayat menguntitmu
Aku tertunduk memunguti ingatan
Wajah manismu, saat cinta menghasilkan ketertundukan
tegar suaramu,
Meski disekelilingmu orang orang menggilir ludah
Mencaci kekalahan
____ Sudah
Kini aku tak mau bicarakan kebenaran
Kebenaran apapun sudah lama ditinggalkan
Ketika
Geladak ditambatkan
Pada sebuah kayu tua
Zaman sudah Menggilir usia,
Siapapun
Akan diterpa oleh keraguan
Seperti laut, ombaknya tak pernah melabuhkan kapal
Kebenaran, kebaikan sebatas kalimat yg diperebutkan
____ Hilang
sayapku yg hanya tinggal sebagean
Merusak keseimbanganku
Untuk
Membaca rindu
___ di Hatimu
cc. Kamal Fata
Farhani El'arofah
El Jabar
(* nahdia El Lathief alias Hasti Nahdiana, penulis, pengajar, Architect dan Penyair yg pernah menulis dan dibukukan bersama WS Rendra dan NH dini dalam anthology puisi berjudul inilah saatnya, diterbitin oleh penerbit pustaka ilmu )
By Nahdia El
Walau engkau tertidur saat orang berame rame memukul kentongan
Tidurmu adalah istirahat yang paling sunyi
Sengaja aku memasung dua kakiku ditiang gantungan
Siapatau Engkau datang malam ini mengirimkan pesan terakir sebelum ku mati
halus hatimu
hening rinduku
___ Malam
Dipuncak langit dimana sayap
Kau terbangkan
Dengan luka yg patah sebagean
Dan beratnya atas rindu pertemuan
pada Bahasa yang tak setiap melata menggunakan
Engkau terus menghilang
begitu cepat
Ribuan pelayat menguntitmu
Aku tertunduk memunguti ingatan
Wajah manismu, saat cinta menghasilkan ketertundukan
tegar suaramu,
Meski disekelilingmu orang orang menggilir ludah
Mencaci kekalahan
____ Sudah
Kini aku tak mau bicarakan kebenaran
Kebenaran apapun sudah lama ditinggalkan
Ketika
Geladak ditambatkan
Pada sebuah kayu tua
Zaman sudah Menggilir usia,
Siapapun
Akan diterpa oleh keraguan
Seperti laut, ombaknya tak pernah melabuhkan kapal
Kebenaran, kebaikan sebatas kalimat yg diperebutkan
____ Hilang
sayapku yg hanya tinggal sebagean
Merusak keseimbanganku
Untuk
Membaca rindu
___ di Hatimu
cc. Kamal Fata
Farhani El'arofah
El Jabar
(* nahdia El Lathief alias Hasti Nahdiana, penulis, pengajar, Architect dan Penyair yg pernah menulis dan dibukukan bersama WS Rendra dan NH dini dalam anthology puisi berjudul inilah saatnya, diterbitin oleh penerbit pustaka ilmu )
No comments:
Post a Comment