BANGSA YG TERLUKA



Tidak ada lagi sapaan lembut malaikat rahman
Pada facebooker dan pecinta sosmed
Atau mereka yg gelisah di jalan jalan para pendemo
Yang ada degup genderang perang
Yang ditabuh sang pecinta
Dua sisi

Kehilangan teman setiap hari
Kehilangan bangsa sendiri
Kehilangan senyum setiap hari
Mengisi amunisi tiada henti

Kehidupan ini begitu kering
Air mata dan kebencian begitu nyata
Orang orang semakin suka mengikat tangannya dengan tali
Terus mendorong temannya untuk berkelahi
Atau menggiring mereka kepinggir jurang

Sudah,
Sayup sayup aku dengar
Para tentara meninggalkan pasukannya
Dia sang raja tak lagi berdaya
Diam seribu basa disandera oleh kuasa

Dan
Gelombang pemilik modal
Atau alien yang berdatangan bak lebah
Yang tak memiliki hak buat mewakili nama bangsa ini
Masih disandingkan oleh puja dan puji citra
Bahkan rela lacurkan gadis perawanmu
Ditukar dengan kehormatanmu
Kedigdayaan melawan musuhmu

Oooh..... hidup bumiku pertiwi
Tinggal seujung jari
Sekarat
Dan mati

Kita melihat ada obatnya
Namun kita mengacuhkannya
Sepertinya melukai diri sendiri sudah menjadi pilihan negeri ini
Dibandingkan melepaskan mereka
Dengan new federalisme
Tapi bahagia dan harapan
Nyata

Lebih baik memilih mati dan terluka
Namun gema gema dan bendera NKRI harga mati diperebutkan kita tiada tara
Menjadi simbol yang tak terpahami

Hanya sihir
Dan idiom yang tak termaknai
Masih kau amini
kembali diikat bersama sama
Dengan kawat dan suara derap kaki pasukan bersenjata
Membabi buta
Menembaki bayi bayi yg tumbuh tiada dosa
Ritme nya seperti suara mesiu
Tapi kadang kadang seperti mantra

DIHATIKU, ADA



Tulisan itu lebih tajam dari suara yang dibunyikan
Mungkin itu, dalam setiap karyaku, tak pernah kutanam nama
Namun dalam setiap syairku,
Aku berubah menjadi serigala, kukencingi pulau pulau
Buat penanda;
Bahwa aku pernah kesana

Engkaupun akan menemukan sebatang dahan yang lapuk
Rayap dan ngengat sudah lama mengerat
Tidak cuman tikus selokan

Di hatiku ada
Semua yang kau mimpikan
Tinggal engkau memanggilnya

Jangan engkau berharap
Benteng yang kokoh berdiri ditengah
Kota, tiba tiba menghampiri kesatria
Yang ada, engkau yg mengetuk
Di hatiku, ada
Pintu
Kubuka

Kemudian, penyamun, penipu, pezina, perampok uang, penjilat, dan penjarah kata kata
Bersolek bak anak kecil yg tak lugu lagi
Dijarah kebencian
Karena ulah peranakan yg kehilangan percaya diri
Membabi buta
Mencolok mataku

Dihatiku, masih ada
Sebongkah kesabaran
Kesadaran
Siap melahirkan
Ribuan anak muda
Petarung
Bertanding
Tanpa menjarah
Kata kata
Yang lahir di dinding kehancuran sebuah bangsa

Beginilah Generasi Kita



Generasi kita gimana gak jadi pembully?
Orang tua aja kerjannya sudah membully anak sendiri,
tiap kali ujian tiba, anak sudah diplototi belajar,
pulang skolah yg ditanya nilaimu berapah..
ketimbang sudah sholat belum,
nilai turun sedikit banding bandingin dengan anak tetangga.

Generasi kita gimana gak akan berebut kekuasaan?
Baru masuk TK aja, anak sudah di ajarkan bagaimana berebut kursi paling depan
Generasi kita gimana mau diperhitungkan?
Setiap kali orang tua bangga dapetin sekolahan paporit meskipun penghasilan dan kemampuan membayar uang sekolah jauh lebih gede uang SPP sekolahnya,
Lebih bangga bisa ketrima di luar negeri padahal kualitas sekolah dan jurusannya lebih bagusan UGM ataupun UI,
Generasi kita gimana mau berkarakter?
Sepertinya kita ini merasa hebat jadi lulusan eropah ketimbang lulusan pesantren, hapal qur an?
Kita orang lebih suka foto background negeri eropah ketimbang background rumah tinggalnya yang deket sungai penuh dengan sampah sampah dan kumuh.

Generasi kita gimana gak suka pencitraan??
tiap hari selfi melulu,
dapetin uang puluhan juta dari ngevlog lebih menggairahkan ketimbang uang sedikit yg didapat dari nulis essay di media, generasi kita gimana gak males baca ?
Buku buku mujarobat aja lebih menarik dari buku buku filsafat?
gimana mereka tau bagaimana pemikiran jumud itu  bikin otak kita gak berkembang?
Sekalinya baca buku politik baru selembar, udah bisa nulis status seolah olah piawai menjaga dunia.

Generasi kita gimana mau bikin anak anak kita percaya diri?  jadi pemimpin aja para elitnya yang sudah berumur dipilih, bau tanah kuburan pun masih saja pingin diperpanjang? Generasi ini  gimana mau memegang estafet negara, bila setiap rezim suka skali lama berkuasa, meski tanpa menghasilkan apa apa, yg penting lama aja korupsinya...

Melihat Kedalaman Hati dg Seksama



Cermin itu memantul, sebagaimana wajahmu
Bila wajahmu cantik, luhur dan baik
Cermin tak menyembunyikannya
Bila wajahmu buruk dan pendengki
Cermin bisa menyembunyikannya dengan senyum tersungging
Namun hatimu, jiwamu, dan tuhanmu tidak

Kesombongan apakah yg bisa kita punguti
Dari hati yg bukan milik kita sendiri
Bila esok nanti kita mati
Tak ada pelayat yang datang
Atau sekedar anak mengajikan

Hidup yg sekejap, memandangi cinta dan harapan
Dari sebuah dunia yg gelap, bila engkau tak membuka
Kesempatan seorang ibu mengeluarkan bayi dari rahimnya yang suci

Mari kita gotong bersama mayat mayat tua yg sudah lapuk
Kita kuburkan saja
Tak perlu sedu, memandangnya bisa berkuasa
Kita berikan seluasnya
Kepada anak anak kita
Yg bersih
Laksana bayi bayi suci
Milik ibu pertiwi

MUSTHOFA BISRI 3



Mbah kyai Ahmad Mustofa Bisri, tolong zikirkan kami
Mbah kyai tolong bawalah pemusik ini pergi
Mereka melagukan nyanyian permusuhan setiap hari
Mbah kyai tolong doakan kami
Anak pendosa dan yg tak mengerti berterimakasih ini
Mbah kyai lumpuhkan kami dari kesombongan usia
Sudah semakin tua
Namun hati tak bersukma

Guru,
Mengapa tak ada orang yg menuntunku
Mengajariku bagaimana memeluk musuh
Guru,
Aku tak mampu
Mengikutimu, mendengarkanmu namun setelah itu
Aku menikammu

Negeri ini sungguh telah terbelah
Warnanya pekat dan musuhnya tak sama
Warna gelap cahayanya gelap
Dan warna terang tapi tanpa cahaya
Padahal cahaya dan kegelapan bagean dari manusia

Mbah kyai tolonglah kami

And The Part of Wings



Beloved brother Joaquin Dagnino:

Even if you fall asleep when the people in the raid hit campane
You are rest more quietest than me
I put your leg and two feet on the hanger
Ready for punishment from God and sent me the most delicate message in my heart
From silence of
___ the Night

On the top of the sky where you are flying
With part of wings was broken
And it weighs missing the Languages
Which is not every creep
understand it

You 're disappear so quickly from my views
Thousands of mourners are stalking you
I bowed over your head
one thousand face and Parfum when one love produced
submission
Raise your voice,
Even though you are around people are rotating
defeat, drowning
____ Already

Now I do not want to talk about the truth
Any truth has long been abandoned
When
The deck is tethered
On an old woods
Times have Rotated age,
Anyone
Will be buffeted by doubts
Like the sea, the waves never anchored the ship
Truth, goodness is limited to the contested phrase
____ you guys

And my wings just the same
Broken these balance
For
Reading the horizon, dreams 's none

( Nahdia EL, 4/08/017 )

DAN SAYAPKU YANG SEBAGEAN



Walau engkau tertidur saat orang berame rame memukul kentongan
Tidurmu adalah istirahat yang paling sunyi untukku
Sengaja aku memasung dua kakiku ditiang gantungan
Siapatau Engkau mengirimkan pesan terakir yang paling halus dihatiku
Dari keheningan diammu yg mencekam
___ Malam 

Dipuncak langit dimana Kau terbangkan 
Dengan sayap yg patah sebagean
Dan beratnya atas rindu pada Bahasa 
Yang tak setiap melata memahaminya

Engkau yg menghilang begitu cepat
Ribuan pelayat menguntitmu
Aku tertunduk memunguti ingatan 
Wajah manismu, saat satu cinta menghasilkan ketertundukan
tegar suaramu, 
Meski disekelilingmu orang orang menggilir ludah
Mencaci kekalahan
____ Sudah

Kini aku tak mau bicarakan kebenaran
Kebenaran apapun  sudah lama ditinggalkan
Ketika
Geladak  ditambatkan
Pada sebuah kayu tua
Zaman sudah Menggilir usia, 
Siapapun
Akan diterpa oleh keraguan 
Seperti laut,  ombaknya tak pernah melabuhkan kapal
Kebenaran, kebaikan sebatas kalimat yg diperebutkan
____ kalian

Dan sayapku yg hanya tinggal sebagean 
Merusak keseimbanganku
Untuk
Membaca cakrawala

___ di Hatimu

POST ISSUES

Paskah 2025

✍️