About Me

My photo
Munich, München, Germany
Logical Development in Indonesia, Original Ideas, Rules, Politics, Science and Landscapes Architectures Technology with Philosophy Approaches

Tuesday 8 August 2017

BANGSA YG TERLUKA

Bangsa yg Luka

By Nahdia El

Tidak ada lagi sapaan lembut malaikat rahman
Pada facebooker dan pecinta sosmed
Atau mereka yg gelisah di jalan jalan para pendemo
Yang ada degup genderang perang
Yang ditabuh sang pecinta
Dua sisi

Kehilangan teman setiap hari
Kehilangan bangsa sendiri
Kehilangan senyum setiap hari
Mengisi amunisi tiada henti

Kehidupan ini begitu kering
Air mata dan kebencian begitu nyata
Orang orang semakin suka mengikat tangannya dengan tali
Terus mendorong temannya untuk berkelahi
Atau menggiring mereka kepinggir jurang

Sudah,
Sayup sayup aku dengar
Para tentara meninggalkan pasukannya
Dia sang raja tak lagi berdaya
Diam seribu basa disandera oleh kuasa

Dan
Gelombang pemilik modal
Atau alien yang berdatangan bak lebah
Yang tak memiliki hak buat mewakili nama bangsa ini
Masih disandingkan oleh puja dan puji citra
Bahkan rela lacurkan gadis perawanmu
Ditukar dengan kehormatanmu
Kedigdayaan melawan musuhmu

Oooh..... hidup bumiku pertiwi
Tinggal seujung jari
Sekarat
Dan mati

Kita melihat ada obatnya
Namun kita mengacuhkannya
Sepertinya melukai diri sendiri sudah menjadi pilihan negeri ini
Dibandingkan melepaskan mereka
Dengan new federalisme
Tapi bahagia dan harapan
Nyata

Lebih baik memilih mati dan terluka
Namun gema gema dan bendera NKRI harga mati diperebutkan kita tiada tara
Menjadi simbol yang tak terpahami

Hanya sihir
Dan idiom yang tak termaknai
Masih kau amini
kembali diikat bersama sama
Dengan kawat dan suara derap kaki pasukan bersenjata
Membabi buta
Menembaki bayi bayi yg tumbuh tiada dosa
Ritme nya seperti suara mesiu
Tapi kadang kadang seperti mantra

No comments: