Aku Kangen




Bolehkah aku kepedean bila aku sangat disayang Allah
apakah aku kurang ajar pada MU, bila rindunya menyentuh bulu bulu
Bolehkah aku merasa bila Cintaku pada MU semakin merupa
merupa rupa rupa paru paru
tidak melompat lompat lagi tapi jaringnya mengikat hatiku
Aku seperti zombi, tapi bukan zombi yang memakan manusia lain yang memiliki keyakinan lain
aku embuh saja sama mereka, mau makan agamaku
aku sudah terjaring pada satu, diri MU
dan menikmati
berdua saja

Playboy

Playboy

Nahdia El.

Sekarang zamannya perempuan cari brondong. Aku dapat yang tua
Sekarang zamannya cari yang tajir. Aku dapat yang biasa biasa saja
Sekarang perempuan pilih pesona dan citra. Aku yg setia saja
30 tahun hidup berkalang pengorbanan, kepala buat kaki, kaki buat kepala
Yang penting anak turun Sholeh dan Sholeha
Aku merana kamu bahagia
Aku tambah bijaksana kamu tambah muda
Aku meninggalkan dunia 
Kamu puber kedua
Aku pencari ilmu, kamu artis terkemuka

Sepi dan sunyi adalah bagean dari inspirasi
Kadang Kanvas tak sanggup memenuhi otakku yang menari nari
Disudut terminal terminal besar jaman dahulu belum ada Corona
Hilir mudik orang serame pasar
Tapi aku merasa seperti sedang bernyanyi sendiri, menulis coretan buku bacaan penuh rumus dan teori
Aku membayangkan:

Mengapa ratusan tahun lalu 
Orang lebih pintar dari jaman sekarang?
Dahulu melihat gerakan matahari berpikirlah galeleo galelei
Melihat salju Nicolay vavilov memikirkan bagaimana rekayasa genetika bermanfaat untuk kehidupan 
Meski mati di tali pancungan

Mengapa ratusan tahun lalu 
Orang lebih baik dan manusiawi
Padahal jaman skr tak ada Stalin
Tapi nyatanya Corona muncul sekarang
Rekayasa genetika tak lagi buat kemanusiaan
Tapi buat senjata
Menggantikan kelicikan dan kebencian

Masih adakah orang sepertiku
Atau playboy sepertimu

Bagaimana Mungkin?



Sedangkan kepada Tuhanku saja aku merasa malu banyak meminta
Bagaimana mungkin aku ringan merayakan,
Saat melihat di sekelilingku hanya orang2 kaya bergembira
aku masih bisa makan saat banyak orang sulit mencari makan
aku masih bisa menghirup kemerdekaan
saat banyak orang mendekam di jeruji keadilan
Bagaimana mungkin aku begitu percaya diri mengangkat tanganku untuk kau sambut:
sedangkan aku mengikat tanganku dibelakang
menjumpai banyak orang mengulurkan tangan mohon pertolongan dan kemurahan hati,
Namun aku tak peduli
Bagaimana mungkin kemudian aku berhak cemburu
pada kasih sayang Tuhan kepadaku dicurahkan
Padahal aku tak pernah menghitung2 rahmat dan kasih sayangnya
kecuali sebulan di Ramadhan
aku ingat
aku khusuk
Bagaimanakah aku memulai
kesucian?
Kalau aku merasa berlumuran dosa?
Bagaimana
Bagaimana




Germany 2021

Kekuasaan Untuk Apa


Kalian kenapa tak mau mengalah saja
duduk mengangkat dua botol wiski
mabuk bersama
riang gembira
merayakan kemenangan dan kekalahan bersama
tak perlu sedu sedan begitu, kekuasaan untuk apa
toh yg dimulyakan satu
kalian tetap saja sengsara
hidup dibawah perintah
mending bebas begini seperti aku
terbang kesana kemari menikmati hidup
bebas bak burung mau bermigrasi
kadang mengelompok itu nyaman
tapi kadang memuakkan
sesak dan berurutan
kalian kenapa tak mau berbagi saja
berbagi kekalahan
berbagi kemenangan
untuk apa diperebutkan
hidup ini cuma sekali
tak perlu susah susah mengabdi sang raja
sang raja yg kau ciptakan sendiri
dengan darah sisa
darah saudara
darah anyir hasil korupsi
makar bersama
atau kelicikan politik masa lalu
yg di bungkam oleh isu

S.e.n.j.a . K.a.l.a.





ketika cahaya menepi ke ufuk
di timur senja lukamu menebarkan
harum wewangian
Mustafa menunaikan hijrah
dari Makkah ke Madinah
menyaksikan terbitnya pertama bintang soraya
mengingatkan :
kejahatan bagaikan wabah
menarik julur julur cinta dan mematikan pembaharuan





Wajah perempuan di ganti ganti dalam cermin
seperti pesolek, bulan berganti
yang lama di buang
yang baru di puji
Tuhan tersenyum senyum melihat tingkahmu yang tak jujur
meski kita menipu seribu mata, namun tak bisa menipu mata NYA.
yang tajam dan penuh pengertian




aku menari di atas kain putih
dengan sembilan sembilan putaran
menghindarimu dari tusukan -mu
demi tusukan -mu
dari fanamu -mu
dari muak -mu
dari curiga dan syu' -mu yang berlebihan




Ketika manusia mencapai kemulyaan
sebenarnya dia sedang memulai pemahaman
Ketika manusia mendapat kemudahan
sebenarnya dia sedang di beritahu tuhan




tentang besarnya pertimbangan
tentang rumitnya ujian

CINTA




Cinta itu dahsyat, tapi rasa maluku dan gengsiku lebih besar dari rasa cinta
Cinta itu rindu, tapi rinduku lebih sunyi dari suara nafasku sendiri
Cinta itu menghampiri, tapi engkau bagai cahaya hingga aku tertunduk sendiri
cinta-cinta-cinta
Gemuruhnya
Seperti sorga


(2018)

RUH



Ketika orang orang berpikir engkau sendiri
Malaikat MU tersenyum melihat mereka
Bagai ahlul bait yg menerima tetamu
Tak kunjung selesai
Sesungguhnya para wali itu bersahabat dengan para wali lainnya
Mereka bagai kekasih yg halus hatinya
Saling berkunjung
Saling menggembirakan
Saling mengucap salam
Saling memperhatikan
Tidak pernah membandingkan
Atau sekedar pamer ke aliman

Wajah mereka tersenyum memeluk embun
Seperti segarnya pagi hari, ketika engkau bersyukur
Cinta, terucap dibibir tak henti henti
Cinta bagi mereka bukan lagi aurat yg ditutupi
Allah membahasakannya dg mudah
Seperti lantunan zikir
Seperti indahnya wajah
Ketika orang orang harus menggambarkan mu sebagai mahluk tanpa cela
Bahkan ada yg tega dari pengikutnya yg rela membunuh orang bila mengotori citra nya
Sebenarnya para wali yg sesungguhnya sedih melihat kalian
Hidup dg beban kehormatan
Mereka rela mengotori tampilan dunia
Dg baju baju yg tak sebersih dan istimewa seperti baju para raja
Mereka sudah tak mau dibagi perhatian hatinya hanya pada Allah semata
Bagai butiran butiran buih
Dibawa ombak kesana kemari
Bagai suara geluduk hujan
Dan mendung yg mensyahdukan
Alam ini berzikir tiada henti
Allahu rahman
Allahu jabbar

POST ISSUES

Paskah 2025

✍️