Skip to main content

Posts

Love 💕 You

Love you  to say that the language of love need arrangement who have not understanding measure not of words unable to concentrate but of interpretations hidden in the visible and not readable by our eyes Love is always patient and kind Love is never jealous too Love is not boastful or conceited, it is Never rude and never seeks its own advantage, it does not take offense Or not store up grievances.. Love does not rejoice at wrong doing But finds its joy in the truth. It is always ready to make allowances, To trust, with love To hope, be patience  To endure Whatever  and however comes ( Nahdia El Lathief, Germany 🇩🇪 2014 )

Rindu Yang Tersimpan

By Nahdia El Karena aku takmau memandang cinta ketika melihat politik Maka tak pernah sedikitpun kutanyakan apakah sudah engkau membalas kesetiaanku Karena aku telah melihat cinta itu universal, maka aku tak mau cemburu dan menganggapmu manusia yg tak miliki pilihan Seperti dalam sajak Aku tak pernah berubah jadi saya Sayang tak pernah mati ketimbang cinta Karena aku dalam menghayatimu Maka kusimpan rindu itu buat esok Dan esok buat lusa Seperti dalam gelombang Riuh buih putih memisahkan ombak Rinduku tersimpan Dan engkau masih saja mempertanyakan Satu itu harus buat satu Bukan relatif satu Mana mungkin aku bisa menjadi satu Kalau rasaku banyak Ada sedih, senang, luka, gembira Kita ini hanya berpura pura setia Kemudian menunjukkan paling sempurna Aku tidak Aku seperti hidup Hidup tak seperti aku Biar kusimpan binal Kulepas kapal Agar para pelaut bisa pulang Menemui rumahnya Bila sudah tidak ragu Rindumu kusimpan buat besok

Sendiri

By. Nahdia El Duniaku sepi Warna tubuhku biru Hatiku berhenti Tak ada pemujaan Tak perlu kerinduan Jalanku lurus Tak lagi mendaki Mataku kupejamkan Tak liar tak gentar Karna dipilih sendiri Makan sendiri Hidup sendiri Sedih sendiri Tertawa sendiri Sepi sendiri Mati sendiri Cinta sendiri Sendiri itu pasti Tak butuh  Tak dikasihani

Mustofa

Mustofa, tolong zikirkan kami Mustofa, tolong bawalah pemusik ini pergi Mereka melagukan nyanyian permusuhan setiap hari Mustofa, tolong doakan kami Anak pendosa dan yg tak mengerti berterimakasih ini Mustofa, tolong lumpuhkan kami dari kesombongan usia Negerimu sudah semakin tua Namun hati tak bersukma Mustofa, Mengapa tak ada orang yg menuntun kami Mengajariku bagaimana memeluk musuh Mustofa, Aku tak mampu Mengikutimu, mendengarkanmu namun setelah itu Aku menikammu Negeri ini sungguh telah terbelah Warnanya pekat dan musuhnya tak sama Warna gelap cahayanya gelap Dan warna terang tapi tanpa cahaya Padahal cahaya dan kegelapan bagean dari manusia   Mustofa adalah, lelaki yg dengan setia mencintai istri mustofa adalah wajah yg sangat sempurna dalam diam Ketika ku merasa begitu sangat cemburu sebagai pencari makna Mustofa takpernah memperlihatkan guratan kepandaian yg bisa di jual seperti yg lainnya Ataupun mengambil kesempatan buat kemahsyuran Mustofa aku men...

Puisi untuk kamal fata

Dan Sayapku yang Sebagean * By Nahdia El Walau engkau tertidur saat orang berame rame memukul kentongan Tidurmu adalah istirahat yang paling sunyi Sengaja aku memasung dua kakiku ditiang gantungan Siapatau Engkau datang malam ini mengirimkan pesan terakir sebelum ku mati halus hatimu hening rinduku ___ Malam Dipuncak  langit dimana sayap Kau terbangkan Dengan luka yg patah sebagean Dan beratnya atas rindu  pertemuan pada Bahasa yang tak setiap melata menggunakan Engkau terus menghilang begitu cepat Ribuan pelayat menguntitmu Aku tertunduk memunguti ingatan Wajah manismu, saat  cinta menghasilkan ketertundukan tegar suaramu, Meski disekelilingmu orang orang menggilir ludah Mencaci kekalahan ____ Sudah Kini aku tak mau bicarakan kebenaran Kebenaran apapun  sudah lama ditinggalkan Ketika Geladak  ditambatkan Pada sebuah kayu tua Zaman sudah Menggilir usia, Siapapun Akan diterpa oleh keraguan Seperti laut,  ombaknya tak p...

LIMBUNG

Menangislah dalam perihnya ibu melahirkan Ayah adalah kerinduan Rinduku padanya tak henti henti Rindu tiada terperi Terasa sebentar saja hidup dalam masa Allah... Aku limbung Tiada berdaya Air mata manusia bisa jadi penanda Menetes deras Kehidupan itu berjalan Kasih itu hilang Dan tak kutemukan yang sama Setelah sekian lama berjalan Luluh lantak Hancur berserak Kalau tiba waktuku Aku mau menunggu Engkau Mengambilku

PUISI KESEDIHAN

Seribu tahun aku tak lagi berpuisi Kuputuskan turun dari semeru Puncak pertapaan diam Aku menyentuh kalian Karena kalian sudah tidak mampu menjaga kemerdekaan Kalau kalian tetap memilih bodoh Dengan berkata kata Kalau kalian sudah tidak kupercaya Maka besok akan kugotong mayat penyair Penyair, sastrawan, seniman, budayawan Mari berkumpul di dadaku Politisi, rakyat, pejabat sudah berseteru Bibirnya penuh asap kemenyan Anak anaknya bernafas dengan bau amis ikan Seribu tahun sudah kuhentikan bahasa rayuan Namun kalian melahirkan bahasa baru untuk mengabdi syaitan Tidak kah engkau melihat : Bumi yg hijau ini merana dipangkuan? ( Puisi buat kebangkitan 2016 )