Skip to main content

Posts

KALAU RINDU PADAMU

Kalau rindu padamu itu sebatas rindu gunung pada para pendaki,  Tentu tak kubiarkan hatiku dijajahmu tiap kali engkau membuka masa lalumu Kalau rindu padamu itu tak berarti cinta Tolong katakan kepadaku Agar angin tak berisik berbisik Yang aku tau, rindumu sebatas cakrawala Tak pernah jatuh dan dipunggut pecinta Rindumu milik dirimu sendiri Yang diamini oleh pemuja Kalau saja, Engkau muda sepertiku Awanpun akan kau arak kesini Menyaksikan darah mengalir, saat ditikamkan jantung  Atau nadi yg terhimpit, saat berat tak disapa Aku tak mengenal duniamu, wahai pertapa tua Yang aku tau saat engkau hadir disini tua dan muda itu Hanya kilasan warna Yang diberikan Tuhan pada lembar kafan Engkau memakainya ataupun tak Hidup tetap bergerak 04:23 25/08/018

Sungguh

Sungguh By. Nahdial El Lathief Sajak buat kekasihku Ahmad Mustofa Bisri Sungguh aku tidak tau engkau seorang wali  Sinar yang datang diruanganku ini adalah pesona Mu Semua pecintamu rela datang mengantri Hanya untuk menemui berkah Mu Sungguh aku tidak tau Engkau adalah sang Guru Kilauannya membuat mata jatuh  Semua menuntut ilmu Semuanya bodoh dihadapanmu Sungguh aku tidak tau nama besarmu Berderet karya dan keagungan disandang Tak satupun berani menyentuhmu Apalagi memujamu sebagai laki laki biasa Sungguh aku tidak tau Yang aku tau engkau hanya mustofa Lelaki yang bisa menjadi manusia biasa Yang duduk denganku menanti fajar tiba Karena ketidaktauanku aku sungguh sungguh Melawati jalan ini hanya untuk bertemu Menepati janji Tuhan bahwa manusia adalah kilasan senja Menunggu giliran tiba hadir pada Nya  Karena tidak tahu aku sungguh sungguh Menunggui tanganmu menggandengku saja Agar tak takut menghadap Nya ...

sebelum sampai di Heidelberg

Sebelum sampai di Heidelberg By. Nahdia El Lathief Dan sampai sekarang, Wajah rumahmu masih sama Dihuni anak muda belia Berlarian memanggut cinta Betapapun bahagianya Hai sang pertapa Sudah lama tak singgah di rumah kita Aku berfikir Kita pernah memiliki Taman yang kau buat melingkar Aku berfikir Engkapun pernah memberinya nama Sebuah pohon kurma Berakar kamboja Ditengahnya Hidup cinta Dia sudah menunggu Mari kita hampiri Dia sudah menjelma Mari kita rasuki Dia sudah mengubahmu Mari kita hiasi Ditaman  Kubedakan bunga bunga Dari durinya Dengan harumnya kutulis puisi ini Sebelum sampai di heidelberg Jalan persimpangan yang pernah kita lalui Laki perempuan Dua bangsa yang berbeda Sejarahnya Lelaki pecinta Perempuan pemaaf Aku berfikir Dirumah ini, Mari kubuatkan kota Sebelum sampai disana Kutunggu engkau Sampai menyadarinya ( heidelberg , Germany 🇩🇪 hujan menyeka )

Sepuluh hari Sebelum Sampai di Heidelberg

Bulan diatas Kuburan

Bulan diatas Kuburan ( buat Saut Situmorang ) seri 2 by. Nahdia el lathief Bulan diatas kuburan dalamnya kesedihan terpendam lama sekali ditangisi oleh kawan lama berjalan ditengah malam purnama Jalan ku kian panjang menempuh amis dan darah manusia jauh dari norma dan pecahnya teka teki siapa kita ada cinta jauh sekali dari cahaya buas dan pemangsa membunuh kawanku didalam lubang kuburan yang lama ditinggal bulan purnama hati yang terluka kembalikan aku ketika remaja Bulan diatas kuburan kuambil dari bait sitomorang kucuri dari ide sang pejuang Bulan diatas kuburan garis yang sangat kelam mencoba tuk menghapus masa silam Bulan diatas kuburan ada yang mati disini dan bersiulan ( 2014. Jerman tengah malam)

Love 💕 You

Love you  to say that the language of love need arrangement who have not understanding measure not of words unable to concentrate but of interpretations hidden in the visible and not readable by our eyes Love is always patient and kind Love is never jealous too Love is not boastful or conceited, it is Never rude and never seeks its own advantage, it does not take offense Or not store up grievances.. Love does not rejoice at wrong doing But finds its joy in the truth. It is always ready to make allowances, To trust, with love To hope, be patience  To endure Whatever  and however comes ( Nahdia El Lathief, Germany 🇩🇪 2014 )

Rindu Yang Tersimpan

By Nahdia El Karena aku takmau memandang cinta ketika melihat politik Maka tak pernah sedikitpun kutanyakan apakah sudah engkau membalas kesetiaanku Karena aku telah melihat cinta itu universal, maka aku tak mau cemburu dan menganggapmu manusia yg tak miliki pilihan Seperti dalam sajak Aku tak pernah berubah jadi saya Sayang tak pernah mati ketimbang cinta Karena aku dalam menghayatimu Maka kusimpan rindu itu buat esok Dan esok buat lusa Seperti dalam gelombang Riuh buih putih memisahkan ombak Rinduku tersimpan Dan engkau masih saja mempertanyakan Satu itu harus buat satu Bukan relatif satu Mana mungkin aku bisa menjadi satu Kalau rasaku banyak Ada sedih, senang, luka, gembira Kita ini hanya berpura pura setia Kemudian menunjukkan paling sempurna Aku tidak Aku seperti hidup Hidup tak seperti aku Biar kusimpan binal Kulepas kapal Agar para pelaut bisa pulang Menemui rumahnya Bila sudah tidak ragu Rindumu kusimpan buat besok