INDONESIA
by. Nahdia El
Jangan fanatik, mengaku agamamu paling hits
Agama mu cuma nama,
Pro dan anti
Yang terlalu anti jokowi meleburlah buang pakean pakean kebesaranmu disini,
Yg pro jokowi mania, tidak mau ada cela sedikitpun ditubuhnya , sempurna bagai wali. turunlah ke bumi,
Sekali waktu dengarkan aku ini
Jika menghardik
jangan fanatik
Tidak baik
Mari kita merubah paradigma
Melihat Indonesia itu dg tidak memakai seragammu
Musuh kamu bukan kulit sawo matang
Musuh kita adalah kemiskinan
Puisi Kesedihan
By. Nahdia El
Seribu tahun aku tak lagi berpuisi
Kuputuskan turun dari semeru
Puncak pertapaan diam
Aku menyentuh kalian
Karena kalian sudah tidak mampu menjaga kemerdekaan
Kalau kalian tetap memilih bodoh
Dengan berkata kata
Kalau kalian sudah tidak kupercaya
Maka besok akan kugotong mayat penyair
Penyair, sastrawan, seniman, budayawan
Mari berkumpul di dadaku
Politisi, rakyat, pejabat sudah berseteru
Bibirnya penuh asap kemenyan
Anak anaknya bernafas dengan bau amis ikan
Seribu tahun sudah kuhentikan bahasa rayuan
Namun kalian melahirkan bahasa baru untuk mengabdi syaitan
Tidak kah engkau melihat :
Bumi yg hijau ini merana dipangkuan?
( Puisi buat kebangkitan 2016 )
Jubah
By Nahdia El Lathief
Ketika aku belum mengenal MU
Ketika aku gusar jatuh cinta
Pada MU aku menghitung butiran karunia
Wajahmu tersenyum terbuka di ujungNya
Mengeluarkan cahaya
Menarik semua cinta
Duduk dan terluka
Ketika aku belum mengenal MU
Ketika aku adalah titik yg terhubung
Pada MU aku masih terlindung
dibalik jubah
Hitam dan putih
Dendam dan perih
Mengarak rumbai rumbai kepada kelamin laki
Menggorok hingga disini
Tidur dan lunglai sendiri
Jubah
Kupakai sampai engkau tak melihatku lagi
Pakaian jubah adalah mustafa
Pakainnya berubah bentuk
Menjadi pakaian kemanusiaan biasa
Kalau sudah begini,
Eksistensiku hanyalah nyawa
Bibir yg tersenyum
Kecantikan yang tiada terkira
AYAH SAJAKKU TERINDAH
Nahdia El Lathief
Ayah
Mari kutemani dirimu sampai kau lelah
Biar kutaruh kepalaku ini sebagai ganjal tidurmu yang panjang, Agar engkau tak merasa dingin tidur ditanah
Kupanggil panggil orang yang sudah lama mati disana
Agar menemanimu, dan tak merasakan lama hingga aku menyusulmu nanti
Ayah
Engkau sajakku yang paling indah
Kutau lelaki paling setia hanya dirimu
Kutau ayah sempurna dari dirimu
Kusadar engkau bertahan sekian lama hanya untuk menjadi perisaiku, dari kelelawar hitam yg menikam hatiku
Membayangkan wajahmu, bintang bintang terang membuntuti
Mengikuti harummu, sampai pagi
Tak sulit untuk mengenali baumu yang wangi
Tak sulit untuk NYA mengambilmu tanpa jejak kaki
Yang aku tau engkau lelaki sholeh
Dari mulutmu tak pernah kutemui kalimat benci
Semuanya baik, semuanya mudah dimengerti
Engkau sudah membuat anak anakmu jatuh hati
Ayah
Engkaulah sajakku terindah
Sejak bertarung dengan kekuatan takdir
Engkau sudah ber uzlah
Meninggalkan kotornya jiwa jiwa penuh keinginan
Aku terpisah ayah, yatim dan merana
Aku terpisah dibelahan ruang dan dunia
Terguncang hebat dikoyak duka
Terhempas
Terkelupas
Ayah
Aku ini tak berguna
Hadiah lama yg ingin kupersembahkan untukmu
Belum juga engkau melihat hasilnya
Ketika kubisikkan ditelingamu terakir kita berjumpa
Tunggu hasti Ayah, sampai hasti wisuda
Menjadi perempuan kecil Ayah sarjana terbaik di Eropa
by. Nahdia El
Jangan fanatik, mengaku agamamu paling hits
Agama mu cuma nama,
Pro dan anti
Yang terlalu anti jokowi meleburlah buang pakean pakean kebesaranmu disini,
Yg pro jokowi mania, tidak mau ada cela sedikitpun ditubuhnya , sempurna bagai wali. turunlah ke bumi,
Sekali waktu dengarkan aku ini
Jika menghardik
jangan fanatik
Tidak baik
Mari kita merubah paradigma
Melihat Indonesia itu dg tidak memakai seragammu
Musuh kamu bukan kulit sawo matang
Musuh kita adalah kemiskinan
Puisi Kesedihan
By. Nahdia El
Seribu tahun aku tak lagi berpuisi
Kuputuskan turun dari semeru
Puncak pertapaan diam
Aku menyentuh kalian
Karena kalian sudah tidak mampu menjaga kemerdekaan
Kalau kalian tetap memilih bodoh
Dengan berkata kata
Kalau kalian sudah tidak kupercaya
Maka besok akan kugotong mayat penyair
Penyair, sastrawan, seniman, budayawan
Mari berkumpul di dadaku
Politisi, rakyat, pejabat sudah berseteru
Bibirnya penuh asap kemenyan
Anak anaknya bernafas dengan bau amis ikan
Seribu tahun sudah kuhentikan bahasa rayuan
Namun kalian melahirkan bahasa baru untuk mengabdi syaitan
Tidak kah engkau melihat :
Bumi yg hijau ini merana dipangkuan?
( Puisi buat kebangkitan 2016 )
Jubah
By Nahdia El Lathief
Ketika aku belum mengenal MU
Ketika aku gusar jatuh cinta
Pada MU aku menghitung butiran karunia
Wajahmu tersenyum terbuka di ujungNya
Mengeluarkan cahaya
Menarik semua cinta
Duduk dan terluka
Ketika aku belum mengenal MU
Ketika aku adalah titik yg terhubung
Pada MU aku masih terlindung
dibalik jubah
Hitam dan putih
Dendam dan perih
Mengarak rumbai rumbai kepada kelamin laki
Menggorok hingga disini
Tidur dan lunglai sendiri
Jubah
Kupakai sampai engkau tak melihatku lagi
Pakaian jubah adalah mustafa
Pakainnya berubah bentuk
Menjadi pakaian kemanusiaan biasa
Kalau sudah begini,
Eksistensiku hanyalah nyawa
Bibir yg tersenyum
Kecantikan yang tiada terkira
AYAH SAJAKKU TERINDAH
Nahdia El Lathief
Ayah
Mari kutemani dirimu sampai kau lelah
Biar kutaruh kepalaku ini sebagai ganjal tidurmu yang panjang, Agar engkau tak merasa dingin tidur ditanah
Kupanggil panggil orang yang sudah lama mati disana
Agar menemanimu, dan tak merasakan lama hingga aku menyusulmu nanti
Ayah
Engkau sajakku yang paling indah
Kutau lelaki paling setia hanya dirimu
Kutau ayah sempurna dari dirimu
Kusadar engkau bertahan sekian lama hanya untuk menjadi perisaiku, dari kelelawar hitam yg menikam hatiku
Membayangkan wajahmu, bintang bintang terang membuntuti
Mengikuti harummu, sampai pagi
Tak sulit untuk mengenali baumu yang wangi
Tak sulit untuk NYA mengambilmu tanpa jejak kaki
Yang aku tau engkau lelaki sholeh
Dari mulutmu tak pernah kutemui kalimat benci
Semuanya baik, semuanya mudah dimengerti
Engkau sudah membuat anak anakmu jatuh hati
Ayah
Engkaulah sajakku terindah
Sejak bertarung dengan kekuatan takdir
Engkau sudah ber uzlah
Meninggalkan kotornya jiwa jiwa penuh keinginan
Aku terpisah ayah, yatim dan merana
Aku terpisah dibelahan ruang dan dunia
Terguncang hebat dikoyak duka
Terhempas
Terkelupas
Ayah
Aku ini tak berguna
Hadiah lama yg ingin kupersembahkan untukmu
Belum juga engkau melihat hasilnya
Ketika kubisikkan ditelingamu terakir kita berjumpa
Tunggu hasti Ayah, sampai hasti wisuda
Menjadi perempuan kecil Ayah sarjana terbaik di Eropa
No comments:
Post a Comment