About Me

My photo
Munich, München, Germany
Logical Development in Indonesia, Original Ideas, Rules, Politics, Science and Landscapes Architectures Technology with Philosophy Approaches

Sunday 27 March 2016

KOMPILASI PUISI KOPI 2

INDONESIA

by. Nahdia El

Jangan fanatik, mengaku agamamu paling hits
Agama mu cuma nama,
Pro dan anti
Yang terlalu anti jokowi meleburlah buang pakean pakean kebesaranmu disini,
Yg pro jokowi mania, tidak mau ada cela sedikitpun ditubuhnya , sempurna bagai wali. turunlah ke bumi,
Sekali waktu dengarkan aku ini

Jika menghardik
jangan fanatik
Tidak baik

Mari kita merubah paradigma
Melihat Indonesia itu dg tidak memakai seragammu
Musuh kamu bukan kulit sawo matang

Musuh kita adalah kemiskinan


Puisi Kesedihan

By. Nahdia El

Seribu tahun aku tak lagi berpuisi
Kuputuskan turun dari semeru
Puncak pertapaan diam
Aku menyentuh kalian
Karena kalian sudah tidak mampu menjaga kemerdekaan

Kalau kalian tetap memilih bodoh
Dengan berkata kata
Kalau kalian sudah tidak kupercaya
Maka besok akan kugotong mayat penyair

Penyair, sastrawan, seniman, budayawan
Mari berkumpul di dadaku
Politisi, rakyat, pejabat sudah berseteru
Bibirnya penuh asap kemenyan
Anak anaknya bernafas dengan bau amis ikan

Seribu tahun sudah kuhentikan bahasa rayuan
Namun kalian melahirkan bahasa baru untuk mengabdi syaitan
Tidak kah engkau melihat :
Bumi yg hijau ini merana dipangkuan?

( Puisi buat kebangkitan 2016 )

Jubah

By Nahdia El Lathief

Ketika aku belum mengenal MU
Ketika aku gusar jatuh cinta
Pada MU aku menghitung butiran karunia
Wajahmu tersenyum terbuka di ujungNya
Mengeluarkan cahaya
Menarik semua cinta
Duduk dan terluka

Ketika aku belum mengenal MU
Ketika aku adalah titik yg terhubung
Pada MU aku masih terlindung
dibalik jubah
Hitam dan putih
Dendam dan perih
Mengarak rumbai rumbai kepada kelamin laki
Menggorok hingga disini
Tidur dan lunglai sendiri

Jubah
Kupakai sampai engkau tak melihatku lagi
Pakaian jubah adalah mustafa
Pakainnya berubah bentuk
Menjadi pakaian kemanusiaan biasa

Kalau sudah begini,
Eksistensiku hanyalah nyawa
Bibir yg tersenyum
Kecantikan yang tiada terkira


AYAH SAJAKKU TERINDAH

Nahdia El Lathief

Ayah
Mari kutemani dirimu sampai kau lelah
Biar kutaruh kepalaku ini sebagai ganjal tidurmu yang panjang, Agar engkau tak merasa dingin  tidur ditanah
Kupanggil panggil orang yang sudah lama mati disana
Agar menemanimu, dan tak merasakan lama hingga aku menyusulmu nanti

Ayah
Engkau sajakku yang paling indah
Kutau lelaki paling setia hanya dirimu
Kutau ayah sempurna dari dirimu
Kusadar engkau bertahan sekian lama hanya untuk menjadi perisaiku, dari kelelawar hitam yg menikam hatiku

Membayangkan wajahmu, bintang bintang terang membuntuti
Mengikuti harummu, sampai pagi
Tak sulit untuk mengenali baumu yang wangi
Tak sulit untuk NYA mengambilmu tanpa jejak kaki

Yang aku tau engkau lelaki sholeh
Dari mulutmu tak pernah kutemui kalimat benci
Semuanya baik, semuanya mudah dimengerti
Engkau sudah membuat anak anakmu jatuh hati

Ayah
Engkaulah sajakku terindah
Sejak bertarung dengan kekuatan takdir
Engkau sudah ber uzlah
Meninggalkan kotornya jiwa jiwa penuh keinginan

Aku terpisah ayah, yatim dan merana
Aku terpisah dibelahan ruang dan dunia
Terguncang hebat dikoyak duka
Terhempas
Terkelupas

Ayah
Aku ini tak berguna
Hadiah lama yg ingin kupersembahkan untukmu
Belum juga engkau melihat hasilnya
Ketika kubisikkan ditelingamu terakir kita berjumpa
Tunggu hasti Ayah, sampai hasti wisuda
Menjadi perempuan kecil Ayah sarjana terbaik di Eropa




No comments: