Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2017

Happy your Easter Holiday

When your eyes  looks the sky  my heart left on the aisle ways  when the rain turn our lines  you can see flowers grew up and looking the rails                           old and dark could and crags                           The Easter day climb on the story  I do not have a destiny  I climb after rainy and your face attached to easy                                           I climb of the wall because human was highly the raise should be looking at the sky the raise of straight in my eyes to up seem destiny                             on the destiny or story so not easy to understand To little my foot and stride the root   ...

Tuhan Kepada Siapa Rakyatku Berlindung

Tuhan Kepada Siapa Rakyatku Berlindung By. Nahdia El Tuhan kepada siapa rakyatku berlindung Di negeri yang tak memiliki cinta Di negeri yang hilang rasa dan kemanusiaan Di negeri yang dihargai murah nyawa manusia Di negeri dimana lidah menari nari menipu akal dan nurani Tuhan Kepada Siapa Rakyatku menuntut Di rumah rumah hantu pemakan mayat Di kepala kepala politisi berkorporasi Di wajah wajah koruptor pemenggal kepala Di istana istana yang melahirkan anak anak raja yang lalim Di kamar kamar mesum yang melahirkan anak anak negeri Tuhan Kepada siapa rakyatku menyimpan rasa takut Takut suatu hari kelaparan bukan lagi ancaman Takut suatu hari nyawa melayang karena menulis puisi Takut suatu hari keadilan dan kebenaran tak musti disuarakan Takut koruptor negeri ini menguasai nyawa kami Tuhan Tuhan Tuhan Kusebut engkau, karena tak ada lagi yang tersisa

Marah

M a r a h By. Nahdia El Lathief Orang yg marah itu mengubah istiqomah Marahlah kemudian ketika harga diri negaramu karam Orang yg mencintai dia menundukkan marah dan dengki Namun buat apa mencintai negeri kalau engkau marah marah setiap hari Pecinta itu juga pemarah seperti kamu Namun marahnya pada para pembenci Marah Adalah bagean paling rendah dari nafsu Yg tidak dikelola Namun bila engkau kelola dg baik Dan jujur Marahmu bisa mengguncang dunia Menciptakan energi, kritis dan pemberani Tapi, Marah Apabila kau ungkapkan dengan bahasa yg hina Memaki maki Ada bagean dari dirimu nanti yang akan terbuka Sama hinanya ketika engkau menelanjangi diri Bila kamu sedang marah, Itu pertanda engkau sedang memperhatikan sesuatu Yaitu Mencinta dg kebencian Terus bagaimana Cinta kok dg kebencian Cinta itu jujur Jujur itu cinta Jadi bila engkau memilih cinta dari kejujuran Engkau tak perlu ragu menjadi sedikit saja marahnya Bukan membenci

Musthofa Bisri

Sajak Buat #MustofaBisri By. Nahdia El Lathief Aku melihat lelaki yg dengan setia mencintai istri Adalah engkau Dan aku melihat wajah yg sangat sempurna dalam diam Ketika ku merasa begitu sangat cemburu sebagai pencari makna Engkau tak melihatnya guratan kepandaian yg bisa kau jual Ataupun mengambil kesempatan buat kemahsyuran Aku mengikutimu, mengikuti langkahmu guru Kakek namun energinya akupun kalah Bahkan dalam ilmu bathiniah Akupun tak ada apa apa Apalagi ilmu cinta dan kesetiaan Ketika aku merasa bhwa ilmuku berguna Aku malu membaca wajahmu Ketika aku merasa paling suci Aku malu meliha cahaya hatimu Ketika aku merasa paling setia Aku kalah bersaing denganmu Mustofa Bisri Engkau guru yg tak pernah kutemui Sampai kini

PULANG

PULANG by. Nahdia El Lathief Memelukmu, dg hati penuh rindu Disanalah negeriku, ingin kutitipkan cinta Putih, tenang dan bersinar Memandangmu dari jauh Dari negeri yg membuatku merana Aku ingin pulang segera Dan menanammu benih Di hatimu Engkau  sudah kuzikiri setiap hari Andai kau tau itu Hidup berdiri disemua posisi Dan arah mata angin Itu tidak mudah Tetap ada bumi yg rela dipijak Namun, Rinduku kadung bergelora Suaramu tak surut Memanggil manggil namaku Bila kupeluk engkau nanti Dipelabuhan antar zaman Kucium engkau sebelum pagi Sebelum rentetan kecemburuan tiba November, 6 2016

SEBENARNYA

Sebenarnya By. Nahdia El Sebenarnya aku dan kamu sama Aku menari disisi kanan engkau mencaci disisi kiri Engkau menyebut paling benar aku menyebutmu dungu bak kerbau Aku berpikir sedikit mandiri kamu itikiwir kadung jatuh hati Sebenarnya kamu dan aku sama sama bodohnya Terperangkap emosi yg bergolak sendiri Pertarungan semu Pertarungan jemari Diruang ruang semu Sang maha kuasa membuat kita berseteru Sang pemilik negeri suka kita bertarung Saling memaki Dan anehnya engkau mengikuti aliran darah yg terlanjur kau dewakan sendiri Hidupmu bak kotak segi empat Dan balok balok keberpihakan Sebenarnya aku dan kamu ini sama goblognya Melihat tulisan beranda orang bagean dari permusuhan Bukannya membuka beranda orang karena mungkin saja Dalam pikiran kerdil kita nan terbatas, mungkin ada pikiran kecil yg bisa menjadi pelajaran Sebenarnya kita ini sudah tua Kalau tidak siap bertarung kata kata Dan mengambil kebijaksanaan Mendingan kamu tutup ponselmu Dan hiduplah de...

Ya Robbi sholli

Nasabun tahsibul ‘ulâ bihulâh qalladathâ nujûmahal jawza-u Habbadza iqdu sudadiw wa fakhari Anta fihil yatimatul asmâu  Ya Rabbi shalli ‘alâ Muhammad Ya Rabbi shalli ‘alaihi wa sallim Ya Rabbi balligh-hul wasîlah Ya Rabbi khush-shah bil fadhîlah Ya Rabbi shalli ‘alâ Muhammad Mâ lâha fil ufuqi nûru kawkab  anta syamsun anta badrun Anta nurun fawqa nuri Anta kasy-syamsi fi tanwiri qulubin nas  anta kal badri fil taksyifi zhulamiz zamani  anta fil anbiya-i ka nurun fawqa nuri  Fahtazzal ‘arsyu tharaban was-tibsyâra  Waz-dâdal kursiyyu haibatan  wa waqâra wam-tala-atis samâwâtu anwârawa dhaj-jatil mala-ikatu tahlîlan wa tanjîdan was-tighfâra Wa lam tazal ummuhû tarâ anwâ’an min fakhrihî wa fadhlihî ilâ nihâyati tamâmi hamlih  Falammâsy-tadda bihâth-thalqu bi-idzni rabbil khalqi  wadha’atil habîba shallallâhu ‘alaihi wa sallama sâjidan syâkiran hâmidan ka-annahul badru fî tamâmih

Aku dan Ibu

Aku dan Ibu By. Nahdia El Lathief ( buat Ibunda Ruchiyati Hasan ) Ibu, Engkau pengganti wajah Ayahku Senyummu adalah mata air jernih yg mengaliri gurun Ibu wajahmu tercantik dari bingkai wajah dunia Yg melapisi darah putra putrinya dg cinta dan pesona Bila aku jauh darimu Seperti Engkau jauhkan aku dari perkasanya Ayah Nasehatmu menjadikan tanganku menjadi sayap elang Mengitari dunia tanpa rasa takut Bila aku merasa letih Karena hidup Maka perisai doamu menjadikanku angin yg bertiup Lembut dan menyelinap disetiap kawan yg membutuhkan Ibu, Akupun Ibu Yang memiliki cakra MU Dan bila anakku menjadi besar Cakarku sudah menancap kuat di Bumi Dan kubiarkan generasi yg kulahirkan menjadi elang Ibu tak pernah menunggu anaknya kembali buat membahagiakannya Ibu tak pernah berharap anak menghidupinya Setiap Ibu yang lahir adalah perkasa Pelindung Alam semesta (22 des 2016, di hari Ibu)

Rakyat membatik berkumpullah

Rakyat membatik berkumpullah By. Nahdia El Lathief Puisi ini kuukir kuat dg hati ketika melihat engkau menari dihatiku Terasa bergetar mencium bau malam sehari Menorehkan lukisan bagai menegaskan hasrat dan cinta suci Aku sudah jatuh sejak engkau bangun  dan menggelar kain putih disisi tungku Dari sanalah awal satu titik Dari lintasan garis cakrawala kerinduan, yg hinggap disaat manusia sekarang tak tau bagaimana menuliskan keindahan Kalian sudah Beribu ribu warna hati dan keinginan Zikir abadi Dikumpulkan karena MU Sang pemahat dan pembatik cinta Aku tau Dibelahan bumi mana engkau sedang membangun negeri ini Aku tau Diruang mana engkau isi warna warna yg terang Sebelum kau jemur di padang ilalang Kau larutkan hatiku luruh bersama gema nafasmu Harapan Aku sudah memahami puisi batikmu Dibelahan benua sana dengan memakainya Bukankah begitu manusia sekarang tak lagi melihat tanganmu yg coklat Manusia sekarang tak lagi memakai baju penuh warna keindahan ...

Puisiku Masih Buat Engkau

Puisiku masih buat engkau By. Nahdia El Aku tau engkau sedang terluka Lelakiku diujung senja Meski kau tak pernah sadari dimalam dan siang hari Aku menciptakan puisi Lukisan indah yg kusembunyikan dari sini Bagai masterpiece karya architecture ku yang tak terjual Oleh murahnya harga kelamin saat ini Mari kesini, kukecup lukamu barusan Engkau terlalu jauh berlari menjauhiku Mendekati yang lebih mempesona dari cinta Aku masih diam membisu Tak beranjak dari tempatku duduk dulu Bangku tua dekat jembatan dibatas kota Engkau genggam tanganku Dan berbicara Batas kota dan peradaban akan memisahkan kita Untuk waktu yg sangat lama Dan aku mengangguk Berjanji tak akan menghitungnya

DOA UNTUK NU

DOA UNTUK NU, DOA BUAT BANGSA Nahdia El Lathief Ya Allah, hentikanlah kalau engkau bisa menghentikan Carut marut negeriku ini Manusia berduyun duyun membawa bara api Membakar rumahnya sendiri Ya Allah, turunkanlah udara sedingin salju di eropa Tuk memulihkan udara yang panas di dalam kota Anak anak beramai ramai mencaci ibunya Betapa sedihnya negeriku penuh luka Ya Allah, aku tak butuh ulang tahun kalau begini Bila umurku yg tua, 91 tahun. Namun jiwaku masih kerdil Aku malu dg usiaku tanpa busana Ya Allah, mengapa bangsaku menjadi beringas Baru kulihat di jamanku, orang bekelahi tak dilerai Namun dipinjami pisau Terus bagaimana dengan jaman anakku nanti ? Baru kulihat di jamanku, orang suka melihat saudaranya teluka, tidak kau obati Namun kau tambai air cuka sambil tertawa Terus bagaimana dengan jaman anakku nanti ?

PUISI UNTUK ANIS DAN AHOK

PUISI UNTUK ANIS DAN AHOK by. Nahdia El Lathief Kita yang kehilangan seteru abadi dikaki bukit ini, mungkin wajah itu sudah dibuang habis dipadang musim Hanya aku yang mengibarkan pertarungan batin Bukan umbul umbul perkawinan Sejak lama manusia desa berubah rubah menanam rumput di ladang Kadang onak dibakar abis hingga menghitam Kadang dibiarkan gatal dimakan serangga penghisap darah Namun aku masih saja melihat kalian penuh cinta Tanpa ku korek masa silam hanya untuk menuai suara Pada umumnya tak ada satupun manusia yg tak punya cela Kalau itu kau untit dan kau cari cari celahnya Aku suka menempatkan diriku sebagai orang tua Bukan gadis remaja yang sedang jatuh cinta Sebagai orang tua tentu tak akan berkata anakku anis lebih hebat dari ahok Namun pasti aku akan mengatakan pada kalian ayo ahok berprestasilah jangan mau kalah dengan anis Begitulah aku akan selalu menjadi orang tua, ketika musim semi tiba Kita yang kehilangan seteru sejati dari dahulu kala Tak sad...

SANG PECINTA 2

Nahdia Arts Sang Pecinta Kalau engkau menolakku kekasihku, Kemana akan kubawa rindu Jika engkau memalingkan muka Kemana akan kudapatkan Pengetahuan tentangNya Bila engkau tak merengkuh kegelisahanku, Dimanakah kan kusembunyikan detak jantungku Dibawah cahayaMU Aku Membawa harapan Untuk pecinta

MUSTHOFA BISRI 2

Rinduku ( masih untuk Gus Mus ) By. Nahdia El Lathief Rinduku duh Rinduku Semakin pecah Rinduku padamu Rindu para penghisap darah Rinduku duh rinduku Rindu para penyamun Perampok negerimu Cintaku padamu duh sang maha pemilik Rindu Rindu dan rinduku menundukkan amarah di kalbu Engkau masih kudzikiri Meski aku tak pernah KAU temui Rinduku Duh Guru Rindu pertapa suci Tak ada seorangpun yang bisa mengajari orang kehilangan Pada MU, sang wahid Mata, hati dan tubuh mereka mati Getaran haluspun tak bernadi Benar benar mati Benar benar mati Benar benar mati Guru Bagaimana Aku menghidupkan kembali?

BANGSA YG TERLUKA

Bangsa yg Luka By Nahdia El Tidak ada lagi sapaan lembut malaikat rahman Pada facebooker dan pecinta sosmed Atau mereka yg gelisah di jalan jalan para pendemo Yang ada degup genderang perang Yang ditabuh sang pecinta Dua sisi Kehilangan teman setiap hari Kehilangan bangsa sendiri Kehilangan senyum setiap hari Mengisi amunisi tiada henti Kehidupan ini begitu kering Air mata dan kebencian begitu nyata Orang orang semakin suka mengikat tangannya dengan tali Terus mendorong temannya untuk berkelahi Atau menggiring mereka kepinggir jurang Sudah, Sayup sayup aku dengar Para tentara meninggalkan pasukannya Dia sang raja tak lagi berdaya Diam seribu basa disandera oleh kuasa Dan Gelombang pemilik modal Atau alien yang berdatangan bak lebah Yang tak memiliki hak buat mewakili nama bangsa ini Masih disandingkan oleh puja dan puji citra Bahkan rela lacurkan gadis perawanmu Ditukar dengan kehormatanmu Kedigdayaan melawan musuhmu Oooh..... hidup bumiku pertiwi ...

DIHATIKU, ADA

Di Hatiku, ada By. Nahdia El Lathief Tulisan itu lebih tajam dari suara yang dibunyikan Mungkin itu, dalam setiap karyaku, tak pernah kutanam nama Namun dalam setiap syairku, Aku berubah menjadi serigala, kukencingi pulau pulau Buat penanda; Bahwa aku pernah kesana Engkaupun akan menemukan sebatang dahan yang lapuk Rayap dan ngengat sudah lama mengerat Tidak cuman tikus selokan Di hatiku ada Semua yang kau mimpikan Tinggal engkau memanggilnya Jangan engkau berharap Benteng yang kokoh berdiri ditengah Kota, tiba tiba menghampiri kesatria Yang ada, engkau yg mengetuk Di hatiku, ada Pintu Kubuka Kemudian, penyamun, penipu, pezina, perampok uang, penjilat, dan penjarah kata kata Bersolek bak anak kecil yg tak lugu lagi Dijarah kebencian Karena ulah peranakan yg kehilangan percaya diri Membabi buta Mencolok mataku Dihatiku, masih ada Sebongkah kesabaran Kesadaran Siap melahirkan Ribuan anak muda Petarung Bertanding Tanpa menjarah Kata kata Yang la...

Beginilah Generasi Kita

BEGINILAH GENERASI KITA Generasi kita gimana gak jadi pembully? Orang tua aja kerjannya sudah membully anak sendiri, tiap kali ujian tiba, anak sudah diplototi belajar, pulang skolah yg ditanya nilaimu berapah.. ketimbang sudah sholat belum, nilai turun sedikit banding bandingin dengan anak tetangga. Generasi kita gimana gak akan berebut kekuasaan? Baru masuk TK aja, anak sudah di ajarkan bagaimana berebut kursi paling depan Generasi kita gimana mau diperhitungkan? Setiap kali orang tua bangga dapetin sekolahan paporit meskipun penghasilan dan kemampuan membayar uang sekolah jauh lebih gede uang SPP sekolahnya, Lebih bangga bisa ketrima di luar negeri padahal kualitas sekolah dan jurusannya lebih bagusan UGM ataupun UI, Generasi kita gimana mau berkarakter? Sepertinya kita ini merasa hebat jadi lulusan eropah ketimbang lulusan pesantren, hapal qur an? Kita orang lebih suka foto background negeri eropah ketimbang background rumah tinggalnya yang deket sungai penuh denga...

Melihat Kedalaman Hati dg Seksama

Melihat kedalaman hati dg seksama By. Nahdia El Cermin itu memantul, sebagaimana wajahmu Bila wajahmu cantik, luhur dan baik Cermin tak menyembunyikannya Bila wajahmu buruk dan pendengki Cermin bisa menyembunyikannya dengan senyum tersungging Namun hatimu, jiwamu, dan tuhanmu tidak Kesombongan apakah yg bisa kita punguti Dari hati yg bukan milik kita sendiri Bila esok nanti kita mati Tak ada pelayat yang datang Atau sekedar anak mengajikan Hidup yg sekejap, memandangi cinta dan harapan Dari sebuah dunia yg gelap, bila engkau tak membuka Kesempatan seorang ibu mengeluarkan bayi dari rahimnya yang suci Mari kita gotong bersama mayat mayat tua yg sudah lapuk Kita kuburkan saja Tak perlu sedu, memandangnya bisa berkuasa Kita berikan seluasnya Kepada anak anak kita Yg bersih Laksana bayi bayi suci Milik ibu pertiwi

MUSTHOFA BISRI 3

NUSANTARA TERBELAH by. Nahdia El Lathief Mbah kyai Ahmad Mustofa Bisri, tolong zikirkan kami Mbah kyai tolong bawalah pemusik ini pergi Mereka melagukan nyanyian permusuhan setiap hari Mbah kyai tolong doakan kami Anak pendosa dan yg tak mengerti berterimakasih ini Mbah kyai lumpuhkan kami dari kesombongan usia Sudah semakin tua Namun hati tak bersukma Guru, Mengapa tak ada orang yg menuntunku Mengajariku bagaimana memeluk musuh Guru, Aku tak mampu Mengikutimu, mendengarkanmu namun setelah itu Aku menikammu Negeri ini sungguh telah terbelah Warnanya pekat dan musuhnya tak sama Warna gelap cahayanya gelap Dan warna terang tapi tanpa cahaya Padahal cahaya dan kegelapan bagean dari manusia Mbah kyai tolonglah kami

And The Part of Wings

And part of my wings Beloved brother Joaquin Dagnino Even if you fall asleep when the people in the raid hit campane You are rest more quietest than me I put your leg and two feet on the hanger Ready for punishment from God and sent me the most delicate message in my heart From silence of ___ the Night On the top of the sky where you are flying With part of wings was broken And it weighs missing the Languages Which is not every creep understand it You 're disappear so quickly from my views Thousands of mourners are stalking you I bowed over your head one thousand face and Parfum when one love produced submission Raise your voice, Even though you are around people are rotating defeat, drowning ____ Already Now I do not want to talk about the truth Any truth has long been abandoned When The deck is tethered On an old woods Times have Rotated age, Anyone Will be buffeted by doubts Like the sea, the waves never anchored the ship Truth, goodness is l...

DAN SAYAPKU YANG SEBAGEAN

Dan sayapku sebagean By Nahdia El Walau engkau tertidur saat orang berame rame memukul kentongan Tidurmu adalah istirahat yang paling sunyi untukku Sengaja aku memasung dua kakiku ditiang gantungan Siapatau Engkau mengirimkan pesan terakir yang paling halus dihatiku Dari keheningan diammu yg mencekam ___ Malam  Dipuncak langit dimana Kau terbangkan  Dengan sayap yg patah sebagean Dan beratnya atas rindu pada Bahasa  Yang tak setiap melata memahaminya Engkau yg menghilang begitu cepat Ribuan pelayat menguntitmu Aku tertunduk memunguti ingatan  Wajah manismu, saat satu cinta menghasilkan ketertundukan tegar suaramu,  Meski disekelilingmu orang orang menggilir ludah Mencaci kekalahan ____ Sudah Kini aku tak mau bicarakan kebenaran Kebenaran apapun  sudah lama ditinggalkan Ketika Geladak  ditambatkan Pada sebuah kayu tua Zaman sudah Menggilir usia,  Siapapun Akan diterpa oleh keraguan...